Warga Bandung Ubah Tanaman Herbal Jadi Produk Kecantikan dan Suplemen Sehat
BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Upaya mengembangkan tanaman herbal lokal sebagai bahan baku produk kesehatan dan kecantikan semakin mendapat perhatian dari kalangan akademisi.
Salah satunya dilakukan oleh Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui kegiatan pendampingan komunitas bertajuk “Pendampingan Budidaya Herbal Potensial untuk Bahan Kosmetik dan Suplemen Kesehatan.”
Kegiatan yang digelar pada Rabu (6/8/2025), bertempat di Buruan Sae Hegar Ceria dan Aula Masjid Al Fath, Mekar Mulya, Panyileukan, Kota Bandung, diikuti 30 peserta, termasuk anggota komunitas Buruan Sae Hegar Ceria serta ibu-ibu rumah tangga yang tertarik pada budidaya tanaman obat.
Mendorong Mandiri Mengelola Tanaman Herbal
Program ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola tanaman herbal di lingkungan pemukiman. Fokusnya tidak hanya pada budidaya, tetapi juga pada pengembangan nilai tambah sebagai bahan kosmetik dan suplemen makanan, yang kini menjadi industri berkembang di Indonesia.
Dua narasumber dari Sekolah Farmasi ITB, Dr. apt. Tri Suciati dan apt. Defri Rizaldy, Ph.D., memberikan materi dan bimbingan teknis. Mereka menekankan pentingnya dasar ilmiah dalam budidaya herbal agar kualitas tanaman memenuhi standar bahan baku yang baik.
“Banyak tanaman herbal yang punya potensi tinggi sebagai bahan aktif kosmetik, mulai dari antioksidan, pencerah kulit, hingga antiinflamasi. Dengan teknik yang tepat, masyarakat bisa menghasilkan bahan bernilai tinggi,” ujar Dr. Tri Suciati.
Sementara itu, apt. Defri Rizaldy menambahkan bahwa komunitas seperti Buruan Sae memiliki posisi strategis untuk mengembangkan produk turunan herbal sederhana namun bernilai tambah.
Belajar Praktik Langsung di Kebun
Kegiatan berlangsung interaktif, dengan peserta aktif bertanya tentang kendala budidaya seperti pemilihan jenis tanaman, pengolahan, hingga teknik penyiapan yang benar. Peserta juga dibekali bibit temu-temuan, lidah buaya, dan binahong, serta diajarkan cara mengenali tanaman yang berpotensi dikembangkan menjadi produk kosmetik dan suplemen.
Diskusi terbuka ini juga menjadi ajang berbagi pengalaman dan strategi mempertahankan keberlanjutan kebun komunitas. Program pendampingan diharapkan menjadi langkah awal untuk mengembangkan Buruan Sae Hegar Ceria sebagai pusat edukasi dan produksi herbal berskala komunitas.
Dampak Nyata bagi Masyarakat
Para peserta menyampaikan bahwa pendampingan ITB membuka wawasan baru tentang peluang pengembangan produk berbasis herbal yang sebelumnya belum terpikirkan. Edukasi ini mendorong masyarakat melihat tanaman herbal bukan hanya sebagai tanaman konsumsi, tetapi juga komoditas bernilai ekonomi.
Dengan peningkatan pengetahuan dan teknik budidaya, diharapkan kelompok Buruan Sae dapat mengembangkan inovasi produk herbal dan memperluas fungsi kebun komunitas sebagai ruang edukasi dan pemberdayaan masyarakat.
Komitmen ITB untuk Pemberdayaan Masyarakat
Program ini menjadi bukti komitmen Sekolah Farmasi ITB dalam mendukung pemberdayaan masyarakat melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Ke depan, kolaborasi ini akan diperluas hingga pengolahan pascapanen, formulasi sederhana produk herbal, serta pengenalan regulasi dan keamanan produk kesehatan.
Melalui kegiatan ini, Sekolah Farmasi ITB berharap masyarakat lebih mandiri, inovatif, dan mampu bersaing dalam memanfaatkan potensi sumber daya lokal untuk produk kesehatan dan kecantikan.
Editor : Rizal Fadillah