Kerap Ditertibkan Satpol PP, Puluhan Pocong di Lembang Minta Bantuan Gubernur Jabar
BANDUNG BARAT,iNews BandungRaya.id - Puluhan badut pocong di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), terpaksa ditertibkan petugas Satpol PP.
Keberadaannya dianggap meresahkan pengguna jalan yang melintas terutama di sekitar Jalan Panorama Lembang tidak jauh dari akses masuk objek wisata Floating Market Lembang.
Mereka biasanya meminta uang dengan mengetuk kaca kendaraan roda empat sambil memasang mimik muka horor. Mereka juga tak jarang mengejar mobil bila belum memberikan uang.
Aksi meminta-minta hingga ke tengah jalan kerap menyebabkan arus kendaraan tersendat, terutama di saat volume kendaraan meningkat.
Alhasil pocong jadi-jadian itupun terkadang harus kucing-kucingan dengan petugas saat ada penertiban di tengah hiruk pikuk kemacetan lalu lintas kawasan Lembang.
Pada sebuah video yang beredar di media sosial, seorang pria berkostum pocong mengakui bahwa mereka memang sempat ditertibkan oleh Satpol PP.
Menurutnya, aksi turun ke jalan dilakukan karena tidak memiliki pekerjaan tetap selain menghibur masyarakat dengan mengenakan kostum pocong.
Mereka pun meminta perhatian Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, agar dapat memberikan solusi sehingga mereka tidak harus terus turun ke jalan untuk mencari nafkah.
"Kami mencari nafkah dengan menjadi pocong karena pekerjaan sudah tidak ada. Pak Dedi, tolong kebijaksanaannya, karena kami takut anak istri kami tidak makan," ujar salah satu pocong dalam video tersebut, Selasa (30/12/2025).
Salah seorang badut pocong.lainnya, Firmansyah juga membenarkan bahwa sejumlah rekannya sempat diamankan petugas Satpol PP Kecamatan Lembang dan KBB.
Menurutnya, penertiban dilakukan karena aktivitas mereka dinilai menghambat arus lalu lintas, terutama saat libur panjang.
Padahal bagi dirinya dan yang lain, libur panjang akhir tahun menjadi momen untuk meraup pendapatan dari wisatawan yang berkunjung ke Lembang. Dirinya juga menyediakan kode QR bagi wisatawan yang ingin memberikan sumbangan namun tidak membawa uang tunai.
"Hari biasa pendapatan sekitar Rp100 ribu, tapi saat libur seperti ini bisa mencapai Rp200 ribu per hari," ucapnya.
Ia mengaku telah menjalani aktivitas sebagai pocong jalanan selama tujuh tahun terakhir. Uang yang diperolehnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Terkait keluhan pengguna jalan soal adanya oknum pocong yang memaksa meminta uang, Ia menegaskan bahwa tidak semua pocong memiliki perilaku yang sama.
"Enggak semua seperti itu, masing-masing punya karakter," ujarnya. (*)
Editor : Rizki Maulana