4. Jacques Yves Costeau
Seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Prancis, Jacques-Yves Cousteau melakukan eksplorasi bawah laut. Tetiba ia menemukan beberapa kumpulan mata air tawar yang tidak bercampur dengan air laut. Seolah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Lalu, suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim dan menceritakan fenomena itu. Profesor itu teringat pada ayat Alquran tentang bertemunya dua lautan pada surat Ar Rahman Ayat 19-20.
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing," bunyi Surah Ar Rahman Ayat 19-20.
Mendengar ayat-ayat Alquran itu, Costeau kagum dan dikatakan ia memeluk Islam. Sekadar informasi, Jacques-Yves Cousteau lahir di Prancis pada 11 Juni 1910 dan meninggal dunia di Paris pada 25 Juni 1997.
5. Ilmuwan Jepang Masuro Emoto
Ilmuwan dari Jepang, Masaru Emoto menemukan rahasia pada air Zamzam. Namun sesungguhnya ilmu pengetahuan sekarang yang mengungkapkan rahasia baru tentang air Zamzam yang dipengaruhi oleh ayat-ayat Alquran.
Meski disangkal pada awalnya. Namun penelitian air Zamzam malah menemukan fakta yang menakjubkan.
Masaru Emoto pertama kali mulai bereksperimen soal air setelah dia membaca bahwa setiap kepingan salju yang jatuh dari langit adalah unik. Dia ingin membantah teori ini. Seperti naluri ilmiah mengatakan kepadanya bahwa ini tidak mungkin benar.
Bentuk geometris kepingan salju ditentukan oleh komposisi kimianya. Komposisi air dikenal menjadi dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Jadi bagaimana bisa kepingan salju, yang jatuh dari langit, berbeda satu sama lain?
Dia mengatakan, "Aku bertekat untuk membuktikan bahwa teori ini salah."
Jadi, dia membeli laboratorium yang terdiri dari freezer dalam dengan regulator karena tidak ada cairan yang mengalami pembekuan mendadak yang dapat mengambil bentuk geometris.
Pembekuan harus lambat sehingga atom memiliki kesempatan untuk mengkristal menjadi bentuk yang ditentukan oleh Tuhan.
Dia memasang freezer dalam dengan regulator, ruangan dingin di suhu minus 7 derajat Celcius, dan beberapa mikroskop yang dilengkapi kamera sehingga dia bisa memotret kepingan salju sebelum meleleh.
“Aku mengambil sampel dari dua faucet di laboratorium. Aku membekukannya dan setiap sampel memberi saya kepingan salju yang berbeda. Sampel berasal dari dua sumur berbeda, dua sungai berbeda, dari dua danau berbeda," terang Masaru Emoto.
Seorang Muslim kemudian memperkenalkan Emoto dengan air Zamzam sehingga ia bisa bereksperimen dengannya. Emoto mengambil sampel air Zamzam.
"Aku tidak bisa mengkristalkannya. Bahkan dengan mengencerkan air Zamzam dengan air suling," ujar Emoto.
Namun akhirnya ia berhasil mengkristalisasi air Zamzam setelah mencairkannya menjadi 1000. Satu tetes Zamzam dicampur dengan 1000 tetes air suling dan dia mendapatkan kristal berbentuk unik. Dua kristal terbentuk satu di atas yang lain.
Rekan Emoto mengatakan, kedua kristal itu bisa disebabkan oleh fakta bahwa air Zamzam terdiri dari dua kata Zam dan Zam (Allah tahu yang terbaik).
Emoto mengatakan, “Kolega Muslim saya menawarkan untuk membacakan ayat-ayat Alquran di atas air. Dia membeli tape recorder dan memainkan beberapa ayat Alquran dan kami mendapatkan kristal yang paling sempurna, Subhanallah!
Emoto juga diberitahu bahwa umat Muslim membaca bismillah yang artinya dengan nama Allah sebelum minum air. Ini telah dipraktikkan oleh umat Islam sejak zaman Nabi Muhammad (saw). Kata bismillah ditemukan untuk meningkatkan kualitas dalam struktur air biasa.
Emoto menyelesaikan eksperimen ini yang berlangsung 15 tahun. Ia menerbitkan buku lima jilid berjudul, 'Pesan dari Air'
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta