BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Ahli Kesehatan Rumah Sakit Unggul Karsa Medika (UKM) Kabupaten Bandung konsen terhadap penyakit ibu dan bayi, terutama mengenai cacat bawaan. Penyakit ini bisa dicegah, dengan pemeriksaan dini bagi pasangan menikah dan ibu hamil.
Dokter Obgyn RS UKM, dr. Aloysius Suryawan, Sp.OG(K)-KFM mengatakan, asupan gizi baik dan seimbang sangat penting bagi ibu hamil dalam perkembangan janin atau bayi. Sehingga, penyakit Hidrosefalus dapat dicegah.
“Gizi itu penting sekali dalam kehamilan. Karena kalau ibu itu gizinya bagus, anaknya pun diharapkan bagus. Kalau ibunya kurus, kurang makan, pasti anaknya juga akan alami gangguan gizi,” ucapnya di RS UMK Kabupaten Bandung, Kamis (22/12/2022).
Aloysius Suryawan mengatakan, konsultasi dan pemeriksaan bagi calon ibu juga harus dilakukan. Agar kedepannya, ketika memasuki masa hamil, gizi maupun kesehatan ibu dan anak dapat terjaga.
“Kita bisa prenatal skrining. Prenetal skrining adalah pemeriksaan-pemeriksaan sebelum nikah. Jadi jangan lupa, dengan pasangannya ke RS UKM untuk melakukan prenatal skrening. Kemudian setelah positif (hamil), kita akan periksa lagi, supaya kedepannya anak atau buah hati init um buh sehat tanpa cacat,” jelasnya.
Ia menambahkan, RS UKM mempunyai dokter-dokter ahli dan mumpuni di bidangnya. Sehingga pemeriksaan sejak dini pasangan nikah, dapat ditangani secara profesional hingga memasuki masa kehamilan dan melahirkan.
Hal senada juga dikatakan Dokter Anak RS UKM, dr. Chandni P. Daryanani, Sp.A. Menurutnya, RS UKM fokus melakukan pencegahan terhadap kesehatan ibu dan bayi.
Meski demikian, apabila terdapat kelainan pada bayi, dijelaskan Chandni, RS UKM bakal melakukan perawatan dan memastikan bayi dapat tumbuh serta berkembang dengan baik.
“Kita fokus kepada pencegahan. Kalau misalnya sudah lahir ada cacat bawaan salah satunya Hidrosefalus itu, tetap kita bisa memastikan anak itu bertumbuh dan berkembang dengan baik. Salah satunya adalah dengan memantau pertumbuhan dan perkembangan setiap bulan,” terangnya.
Chandni mengungkapkan, pengawasan dan pemantauan yang dilakukan setiap bulan itu, agar nantinya dapat diambil penanganan dini dengan langkah-langkah medis yang diperlukan apabila gejala penyakit berkembang.
“Penanganannya dari awal, kemudian pemantauan secara rutin,” ujarnya.
Ia mengatakan, anak yang mempunyai cacat bawaan dapat hidup normal dan mandiri. Perkembangan seperti anak normal menurutnya, tergantung dari proses penanganan medis yang dilakukan.
“Tetap ada harapan. Perkembangannya seperti anak normal itu tergantung dari prosesnya selama dia ditangai bedah syaraf dan lainnya. Setiap anak mungkin berbeda,” tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait