2. Soedomo Mergonoto
Soedomo merupakan pemilik PT Santos Jaya Abadi, produsen kopi kenamaan dengan merek Kapal Api. Sebelum menggapai sukses, usaha pria kelahiran 3 Juni 1950 dalam membangun bisnis tidak mudah.
Hidupnya sedari kecil terbilang susah, bahkan pernah menjadi kernet bemo demi mendapatkan penghasilan tambahan. Bisnis keluarga ini diawali ketika ayah Soedomo yang bernama Go Soe Loet dan sang ibu Poo Guan Can pindah dari China ke Hindia Belanda dengan cara berlayar menggunakan kapal api pada 1920-an.
Pada sekitar tahun 1927 keluarga ini membuat kopi dari rumah di daerah pecinan di Surabaya. Produk kopi bubuk itu diberi nama kopi Hap Hoo Tjan.
Bisnis kopi tersebut dalam perjalanannya menghadapi permasalahan berupa perbedaan pendapat hingga timbul keretakan yang menyebabkan usaha ini gulung tikar. Lalu, asetnya dibagikan kepada tiga perintis usaha tersebut.
Soedomo yang dapat bagian pabrik penggorengan kopi, melanjutkan usaha tersebut. Dengan modal aset dari ayahnya, dia melihat peluang untuk mendirikan perusahaan dengan nama PT Santos Jaya Abadi pada 1979 yang kemudian populer dengan merk Kapal Api.
Dengan strategi pemasaran yang baik, Soedomo berhasil membuat Kapal Api menguasai mayoritas pasar lokal bahkan diekspor ke mancanegara setelah tujuh tahun didirikan. Negara tujuan ekspor pertamanya adalah Arab Saudi pada 1985, berlanjut negara Asia lainnya seperti Hong Kong, Taiwan, Malaysia.
Seiring perkembangan bisnis, produk lainnya lahir dari perusahaan yang sama, mulai dari sereal, permen hingga kedai kopi bernama Excelso yang ditujukan untuk segmen konsumen kelas menengah. Mengutip laman resminya, PT Santos Jaya Abadi memasang visi menjadi pemimpin pasar dalam produk makanan dan minuman berbasis kopi di Asia.
Beberapa merek di bawah naungannya saat ini adalah Kapal Api , Excelso, Kopi Ya!, Good Day, Kapten, Kopi ABC, Ceremix, Kapal Api Fresco, Kapal Api Grande Hingga kini Soedomo dikenal sebagai bos perusahaan kopi paling legendaris dengan produknya yang laris di mana-mana. Jumlah karyawannya pun mencapai 14.000 orang.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait