Berusia Seabad, Ini Sejarah Singkat Bosscha: Tempat Penelitian Astronomi di Bandung

Rizal Fadillah
Observatorium Bosscha. (Foto: pergidulu)

BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Di tahun 2023 ini, Observatorium Bosscha genap berusia seabad sejak diresmikan pada 1 Januari 1923. Tempat penelitian astronomi ini di kawasan Bandung Utara atau lebih tepatnya di Jalan Peneropongan Bintang No.45, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Sejarah Observatorium Bosscha dimulai pada 1920 dengan pembentukan Nederlands Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) yang diprakarsai dan dipimpin oleh K. A. R. Bosscha untuk menghimpun sumber daya, pemikiran, dan persiapan untuk mendirikan fasilitas pengamatan astronomi. 

Pada 1 Januari 1923, Observatorium Bosscha diresmikan dan menjadi perintis astronomi modern di Asia Tenggara dengan mengambil astrofisika bintang sebagai topik riset utama, dengan dorongan terobosan sains fisika dunia pada awal abad ke-20.

Teleskop refraktor ganda Zeiss dihadiahkan oleh K.A.R. Bosscha kepada Observatorium Bosscha pada tahun 1928, yang menjadikan observatorium ini terbesar ketiga dan termodern di bumi bagian Selatan pada era itu. 

Saat ini sebagai bagian dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung, Observatorium Bosscha menjalankan amanah Tridharma Perguruan Tinggi dengan lingkup pekerjaan penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat.

Penelitian mencakup di antaranya pengamatan bulan, matahari, tata surya, bintang, dan galaksi Bima Sakti. 

Aspek pendidikan, Bosscha mendukung program S1, S2, dan S3 program studi astronomi serta memfasilitasi penelitian tugas akhir, tesis, dan lain - lain untuk mahasiswa ITB dan luar ITB. 

Sementara pengabdian masyarakat mencakup pengembangan materi dan metode penyampaian edukasi astronomi sebagai sains, dan pemberian berbagai layanan edukasi untuk sekolah dan masyarakat umum, daring maupun luring.

Di usianya yang menginjak 100 tahun ini, Pemprov Jabar berkomitmen untuk terus menjaga keberadaan Observatorium Bosscha.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, sebagai institusi pendidikan observatorium di Lembang, Kabupaten Bandung Barat telah banyak memberikan kontribusi pengetahuan keastronomian, tidak hanya di Indonesia dan Asia tapi juga di dunia.

Menurutnya, Bosscha istimewa karena berada di daerah ekuator yang bisa melihat belahan langit utara (northern hemisphere) maupun belahan langit selatan (southern hemisphere). 

Maka, observatorium ini harus dilindungi dari segala macam gangguan termasuk polusi cahaya yang dapat mengurangi akurasi alat pengamatan.

Oleh Pemda Kabupaten Bandung Barat, Observatorium Bosscha telah ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya. Pemprov Jabar, akan menguatkan dan memperluas menjadi kawasan cagar budaya agar lebih terlindungi. 

"Sedang persiapan menjadi (kawasan) cagar budaya supaya nanti kawasan ini bisa dilestarikan," kata Ridwan Kamil pada acara Peringatan 100 Tahun Observatorium Bosscha di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (30/1/2023). 

Tak lupa, Ridwan Kamil memberikan ucapan selamat kepada insan astronomi Indonesia atas satu abad Bosscha.

"Mewakili masyarakat Indonesia yang diwakili oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kami berbahagia bisa menghadiri sebuah peristiwa bersejarah 100 tahun Observatorium Bosscha," tandasnya.

Editor : Rizal Fadillah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network