"Atau sebagai personal, tapi kan gak mungkin kalau sebagai personal, karena kalau sebagai personal beliau sudah melabeli sebagai pejabat publik, tidak mungkin. Hadi hanya dua (Gubernur atau kader Golkar)" ujarnya.
Arlan menilai, persoalannya bukan berada pada posisi etis atau sebaliknya. Jika memandang lebih jauh, pejabat biasanya identik menggunakan jas berwarna hitam.
"Jas yang berwarna-warni itu hanya pada acara-acara yang sifatnya tertentu atau seremonial. Pada saat Pak Ridwan Kamil melakukan zoom meeting dengan siswa, menurut saya itu dia bebas memilih apapun, karena bukan acara resmi," jelasnya.
Disinggung soal kritik, bagi Arlan itu merupakan sesuatu yang sah atau tidak masalah. Tetapi karena Emil adalah pejabat publik, tentu yang bersangkutan perlu menyampaikan kritiknya dengan cara berbeda.
"Kiranya memang perlu ada sesuatu yang agak smooth. Kalau kemarin mungkin ada sesuatu yang khawatir ketika menggunakan bahasa maneh," ucapnya.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait