BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi menawari pekerjaan kepada Muhammad Sabil (34), guru di Cirebon yang dipecat usai mengomentari unggahan Instagram Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dengan kata "Maneh".
Guru Sabil ditawari pekerjaan oleh Dedi Mulyadi sebagai fotografer. Hal itu disampaikannya saat Dedi bertolak ke Kota Cirebon menemui Sabil.
Dalam unggahan di YouTube @KangDediMulyadiChannel dan Instagram @dedimulyadi71, terlihat salah satu topik pembahasannya adalah pekerjaan. Sabil mengaku kepada Dedi sebagai pencari kerja (pencaker).
"Sekarang mah job seeker, masih cari kerja. Barang kali mau dijadikan fotografer atau kameramen akang (Kang Dedi) boleh, itu juga kalau ditawari," ujar Sabil saat ditanya Dedi Mulyadi.
Dalam unggahan tersebut, keinginan Sabil langsung dipenuhi Dedi. Keduanya lantas saling berjabat tangan.
“Serius nih? kita juga lagi kurang fotografer. Kalau benar salaman, deal," ucap keduanya sambil berjabat tangan.
Sabil adalah guru tidak tetap yang mengajar di SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon, Jawa Barat, diberhentikan oleh pihak yayasan yang menaunginya, lantaran dinilai melakukan pelanggaran setelah berkomentar di unggahan media sosial instagram (IG) Gubernur Ridwan Kamil.
"Saya memang sudah dipecat, tapi di sini (surat) bertuliskan pengakhiran hubungan kerja, ini dikarenakan komentar saya di IG Gubernur Ridwan Kamil," ungkap Sabil.
Sabil mengatakan, dia berkomentar di unggahan Ridwan Kamil saat berinteraksi dengan anak-anak SMP yang berada di Tasikmalaya.
Komentar itu dituliskan dirinya menggunakan bahasa Sunda:
"Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur jabar ato kader partai ato pribadi @ridwankamil???" (Dalam zoom ini, kamu lagi jadi gubernur jabar atau kader partai atau pribadi).
Sabil mengaku, sebutan maneh dalam komentarnya merupakan sebuah panggilan akrab. Karena dia menilai orang yang dikomentari merupakan sosok yang friendly.
"Beberapa kali juga pernah ketemu dengan beliau. Saya memandang beliau sosok yang akrab, lebih ke friendly," ucap Sabil.
Sabil tak menyangka komentar kritikan itu akan viral hingga ditandai sebagai komentar yang ditandai. Sebab dia mengaku sudah sering berkomentar namun baru kali ini menjadi viral hingga akhirnya diberhentikan dari pekerjaannya.
Pihak sekolah tempat Sabil mengajar sebetulnya sudah memberikan kesempatan kedua untuk dia kembali mengabdi. Tetapi, Sabil memilih untuk berhenti serta mengundurkan diri sebagai guru SMK di Cirebon.
Sementara itu, Dedi Mulyadi berharap semua orang dapat menghadapi segala sesuatu secara rileks dan tak perlu tegang.
Dedi juga tak lupa mengritik Sabil sebagai seorang insan pengajar harus peka ketika melontarkan kritik jangan sampai menimbulkan multi-tafsir.
"Dan saya mengkritik Kang Sabil, dia lupa bahwa dia seorang guru yang ketika masuk ke media sosial akan menimbulkan multi-tafsir, karena kultur-nya bukan hanya Pantura di media sosial. Kita juga harus menghormati kultur, mengkritik boleh tapi pilih diksi bahasa yang tidak menimbulkan kontroversi dan ketersinggungan," tutur Dedi Mulyadi.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait