JAKARTA, iNewsBandungRaya.id - Elektabilitas calon presiden Partai Gerindra, Prabowo Subianto terus meningkat. Hal itu terlihat dalam simulasi tiga nama yang dilakukan Politika Research and Consulting (PRC).
Dalam survei tersebut menunjukkan, 35,6% responden akan memilih Prabowo sebagai presiden jika Pilpres digelar saat ini, naik dibandingkan pada Februari 2023 sebesar 28,6%.
Sedangkan tren elektabilitas nama lain, yakni Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan cenderung stagnan, masing-masing di angka 29% dan 24%.
Survei PRC dengan metode multi-stage random sampling.
Secara head to head, hasil survei ini juga menunjukkan Prabowo unggul dari Ganjar dan Anies. Anies hanya bisa menang bila melawan Ganjar.
Direktur Eksekutif PRC, Rio Prayogo mengatakan, dibandingkan Ganjar dan Anies yang cenderung stagnan, posisi Prabowo menguat. Prabowo tak hanya sangat popular, tetapi juga sangat disukai.
Menurutnya, Prabowo menjadi kandidat yang paling banyak dipilih oleh publik dibanding kandidat lain.
"Peningkatan elektabilitas Prabowo beriringan dengan penurunan undecided voters (TT/TM) secara signifikan. Artinya, sementara ini publik yang selama ini belum menentukan sebagian besar mengarahkan pilihannya kepada Prabowo," kata Rio dalam keterangannya, Rabu (19/4/2023).
Selain memiliki basis pemilih pada Pemilu 2019, Prabowo menguat karena mendapat tambahan pemilih dari pemilih Jokowi. Prabowo dipersepsikan sebagai kandidat yang akan melanjutkan pembangunan Presiden Jokowi.
Prabowo juga dinilai sebagai figure yang paling layak diusung oleh Koalisi Kebangsaan.
"Efek endorsement Jokowi tidak bisa dipandang remeh, karena dapat mempengaruhi electoral kandidat. Hal ini karena 38% publik akan memilih kandidat yang didukung oleh Jokowi," jelasnya.
Sementara itu, Juru Bicara Tim Pemenangan Capres Prabowo Subianto, Andre Rosiade mengatakan, Partai Gerindra selalu mengevaluasi kerja-kerja dan membuat strategi untuk pemenangan Prabowo pada Pilpres 2024. Melihat beberapa hasil survei belakangan, ia menilai strategi Gerindra berhasil.
"Sampai Oktober 2022, kami menyadari Pak Prabowo mengalami penurunan. Kami evaluasi menyeluruh. Kami meminta Pak Prabowo kembali minimal sekali seminggu menyapa rakyat. Karena masyarakat merindukan kehadiran Pak Prabowo," kata Andre.
Andre mengakui, sejak masuk kabinet Jokowi, Prabowo lebih fokus bekerja sebagai Menteri Pertahanan. Strategi lain untuk mengangkat elektabilitas Prabowo adalah struktur partai bekerja efektif dan secara organik, baik di darat maupun udara.
Andre mengaku, kader Gerindra rutin bertemu konstituen dan menjelaskan tujuan Prabowo menjadi presiden.
"Termasuk menjawab tudingan, fitnah dan hoaks, akibat Pak Prabowo bergabung dengan Pak Jokowi. Kami jelaskan bagaimana kepentingan NKRI di atas segalanya. Bagaimana situasi saat itu begitu genting dan Indonesia terancam perang saudara tapi Pak Prabowo memutuskan NKRI tetap utuh lebih penting sehingga memutuskan rekonsiliasi dengan Pak Jokowi," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait