Kang Emil mengakui, inovasi surat utang ini datang dari pemerintah pusat guna percepatan pembangunan di Jabar. Skema penerbitan surat utang daerah jadi solusi di tengah APBD yang terbatas.
"Seperti contoh, saya ilustrasikan rumah tangga. Mau enggak nunggu dulu 20 tahun, dapat uang cash baru membangun rumah. Kamu gunakan instrumen keuangan yang namanya KPR, di DP, dicicil. Rumahnya jadi, bisa jadi warung," bebernya.
Ditambahkan Kang Emil, dana yang dibidik dari surat utang daerah di awal rencana sekitar Rp2 triliun. Namun target tersebut nantinya bisa menyesuaikan.
"Rp2 triliun saja. Itu sudah paling keren. Menggolkan instrumen keuangan namanya obligasi daerah, surat utang," tandasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait