"Syaratnya untuk nanggungulangi kemiskinan, akibat inflasi, ketiga stunting, terjadinya kerawanan pangan. Nanti ada pendataan dari kelurahan, kalau ada permintaan dikaji, kita melibatkan Dinsos. Kalau memang dibutuhkan bisa disalurkan sesuai dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat," jelasnya.
Namun, pangan cadangan yang tersedia saat ini tidak akan mencukupi untuk mengintervensi pasar saat ini. Dimana harga beras di pasaran saat ini tengah mengalami kenaikan dalam dua bulan terakhir karena musim kemarau yang berpengaruh terhadap produktifitas pertanian.
"Kalau untuk intervensi pasar cadangan kita gak akan cukup. Jadi hanya akan disalurkan jika terjadi kerawanan pangan dan sebagainya saja. Tapi sejauh ini kita belum terima laporan permintaan dari wilayah," ungkapnya.
Tita mengatakan, meski harganya naik namun ketersediaan beras di pasaran masih mencukupi. Selama ini para pedagang mendapat pasokan beras dari luar daerah seperti Cianjur, Ciamis, Kabupaten Bandung hingga berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Kalau pasokan kan berhubunhan dengan ketersediaan. Kita juga berhitung karena ketersediaan pangan kita masih bergantung ke daerah lain. Tapi sejauh ini masih aman," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait