BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) mulai menggelar Operasi Pasar (OP) di Lapangan Monumen Perjuangan, pada Selasa (19/9/2023).
Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah mengatakan, ada 3 kecamatan yang sudah mulai menjalankan operasi pasar ini, yakni Kecamatan Coblong, Sukasari, dan Rancasari.
"Dimulai dari 19 September - 10 Oktober 2023. Per hari ada 3 kecamatan yang menggelar OP. Kecamatan Coblong hari ini diselenggarakan di Monumen Perjuangan," ucap Elly.
Elly mengatakan, harga beras medium yang dilepas yakni Rp10.200/kg atau per bag-nya Rp51.000/5kg. Sedangkan harga beras medium di pasar sudah bergerak ke Rp13.000/kg.
Padahal, harga eceran tertinggi (HET) untuk beras medium berdasarkan peraturan Badan Pangan Nasional adalah Rp10.900/kg.
"Kita alokasikan 10 ton per kecamatan dari Bulog cabang Bandung. Kita siapkan 300 ton se-Kota Bandung. Tapi melihat antusiasme masyarakat, kami cukup khawatir karena antreannya sudah panjang," ungkapnya.
Melihat antusiasme tersebut, pihaknya akan menambah beras sebanyak 5 ton. Namun, ini baru dilakukan di Kecamatan Coblong karena antusiasme masyarakatnya.
"Selain itu, ada Minyakita juga yang dijual Rp13.500/liter. Ini di bawah HET yakni Rp14.000/liter. Warga boleh beli beras 10 kg dan 1 liter minyak goreng," katanya.
Elly menjelaskan, syarat pembeli di OP adalah warga ber-KTP Kota Bandung dan alamatnya harus sesuai dengan kecamatan setempat. Untuk warga di luar kecamatan, tidak akan diizinkan membeli komoditas di kecamatan lain.
"Karena ini akan digelar juga ke seluruh 30 kecamatan di Kota Bandung. Tujuan kita melakukan OP ini sebagai stabilisasi harga beras medium, mengendalikan inflasi, dan memberikan aksesibilitas kepada warga yang membutuhkan dengan harga lebih murah," paparnya.
Pihaknya juga menjamin, stok beras di Kota Bandung aman sampai dengan akhir tahun menjelang hari besar keagamaan.
"Sampai akhir tahun bisa dipastikan stok beras aman sebanyak 13.000 ton. Terpantau sebagian besar komoditas lain juga mengalami penurunan harga. Misalnya seperti telur yang sudah menurun dari Rp30.000 menjadi Rp26.000/kg," tuturnya.
Untuk membantu menekan harga pokok, pada November akhir nanti pihaknya juga akan menyelenggarakan Pasar Murah di 30 kecamatan dengan menjual berbagai komoditas pokok lainnya.
Elly mengungkapkan, faktor harga beras masih tinggi diakibatkan karena cuaca. El Nino membuat sistem irigasi kering, mengakibatkan gagal panen dan tidak optimal. Lalu, ada kenaikan harga gabah kering giling dan gabah kering panen di daerah produsen.
"Sebagian besar wilayah se-Indonesia mengalami kenaikan harga beras. Dari 90 titik pantau kota di Indonesia, 86 kota mengalami kenaikan harga beras. Hanya 4 kota yang tidak mengalami kenaikan," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait