Rini mengatakan, dulu ada penelitian yang mendukung pengaruh zat tembaga logam terhadap penyebab autis ini. Tapi, lanjutnya, tidak konklusif juga bahwa penyebab autis itu karena logam ini.
“Akhirnya, penelitian ke arah situ juga makin jarang dilakukan,” ujarnya.
Oleh karena itu, pencarian penyebab autis itu pun tidak lagi menjadi perhatian saat ini.
“Biasanya pada anak autis, kita nggak mencari pasti penyebabnya. Pemeriksaan darah, CT Scan, biasanya tidak kita lakukan. Kita langsung masuk ke intervensi untuk penanganannya,” katanya.
Untuk penanganan anak-anak autis itu dilakukan tergantung gejalanya. Menurut Rini, karena autis itu merupakan gangguan perilaku, jadi penanganannya juga harus dengan memperbaiki perilakunya.
Editor : Rizal Fadillah