FPH Wasathiyah Tolak Keras Aliran Berpaham Takfiri

Aqeela Zea
FPH Wasathiyah Tolak Keras Aliran Berpaham Takfiri. (Foto: Ist)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Forum Persaudaraan Hijrah Wasathiyah (FPH Wasathiyah) menolak keras paham takfiri dan radikalisme yaitu paham atau aliran yang mengkafirkan sesama umat Islam secara serampangan.

Pengurus FPH Wasathiyah, Adi Kurdi menilai, salah satu aliran yang berpaham takfiri atau mengkafirkan sesama umat Islam saat ini adalah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) yang merupakan kamuflase Islam Jamaah.

"Kami ini mantan-mantan Islam Jamaah atau LDII, sehingga kami mengerti betul bahwa LDII ini adalah memang kamuflase daripada Islam Jamaah yang doktrin utamanya adalah menganggap selain umat Islam golongannya adalah kafir," ucap Adi di Bandung, Sabtu (28/10/2023).

"Ini berbahaya, ini radikalisme, kalau orang itu sudah dianggap kafir berarti halal darahnya, halal hartanya, apalagi kalau hanya kehormatannya," tambahnya.

Adi menjelaskan, beberapa faham yang diajarkan oleh LDII di antaranya adalah tidak sah sholat di belakang selain golongannya, tidak boleh menikah selain golongannya.

"Kemudian kalau suami istri sudah sama-sama LDII ada yang hijrah maka harus cerai, karena berarti kafir atau murtad. Kemudian kalau ada yang keluar mati tidak disholati, tidak diberi warisan karena kafir," jelasnya.

Tak hanya itu, LDII juga mewajibkan anggotanya untuk menginfaq persenan dari penghasilan tiap bulan sebesar 10 persen tanpa pertanggungjawaban.

Melihat menyimpangnya ajaran tersebut, kata Adi, maka FPH Wasathiyah secara tegas menolak faham radikalisme, intoreran, terorisme.

"Maka dari dini kita tolak berbahaya untuk kelangsungan bangsa dan Negara RI," tegasnya.

Oleh karena itu, pihaknya pun akan segera mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta jajarannya untuk tidak menghadiri kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LDII yang rencananya bakal digelar pada 7-9 November 2023 mendatang.

"Kita meminta jangan sampai menghadiri, karena apa kalau dihadiri mereka akan semakin besar. Gini loh kami ini tidak sesat nyatanya Presiden datang, nah jangan sampai pejabat-pejabat kita dikibuli karena LDII," tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membuktikan keterkaitan antara Islam Jamaah dengan LDII.

"Jadi kita sudah bertemu berkali-kali dengan MUI, kemudian MUI minta bukti keterkaitan antara Islam Jamaah dengan LDII, kemudian sudah diverifikasi dengan tim dari MUI, ada 9 bukti keterkaitan itu. Karena untuk menfatwa sesat MUI itu harus melalui banyak persetujuan," tandasnya.

Editor : Zhafran Pramoedya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network