“Tangan-tangan kekuasaan tentu jelas sekali masuk ke Mahkamah Konstitusi. Ini alarm buruk karena kita sepakat bahwa negara kita negara hukum bukan negara kekuasaan,” ungkapnya.
Menurutnya, masuknya tangan kekuasaan ke institusi hukum tentunya membuat bangsa Indonesia kecewa kepada sosok Presiden Jokowi. Sebab, masyarakat seperti diperlihatkan bahwa masuknya Gibran menjadi Cawapres menunjukkan legitimasi bahwa Jokowi ingin mempertahankan kekuasaannya.
“Bangsa Indonesia tiba-tiba kehilangan role model dari seorang Pak Jokowi. Dalam hukum, etika itu harus diutamakan, jadi jangan ada upaya untuk mengakali hukum,” katanya.
Syarif menyebut, hampir 80 persen mengidolakan Presiden Jokowi karena telah sukses membangun Indonesia. Namun, pada saat ini kenyataannya banyak yang kecewa kepada Jokowi.
"Ibarat peribahasa yang mengatakan karena nira setitik rusak susu sebelanga. Banyak sekali relawan Jokowi yang berusaha mencari pembenaran bahwa Pak Jokowi tidaklah begitu," imbuhnya.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait