BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) menargetkan pembangunan sebanyak 100 ribu unit rumah subsidi pada 2023.
Ketua Umum Apersi, Junaidi Abdillah mengatakan, pembangunan rumah subsidi ini terdiri dari 70 persen rumah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) program pemerintah dan 30 persen rumah komersil untuk masyarakat menengah.
Langkah tersebut dilakukan sebagai dukungan terhadap program pemerintah agar masyarakat lebih mudah memiliki rumah melalui KPR perbankan.
"Kita targetkan 10O ribu unit setiap tahun merupakan KPR subsidi dan rumah komersial," ucap Junaidi disela-sela Rakepda Apersi Jabar 2023 di Bandung, Kamis (23/11/2023).
Junaidi mengatakan, ada beberapa faktor yang menghambat masyarakat dalam memiliki rumah seperti keterbatasan lahan dan regulasi perbankan termasuk perubahan berbagai kebijakan dari pemerintah.
"Target kita sebelumnya mencapai 130 ribu unit," ujarnya.
Junaidi menyebut, hampir 70 persen masyarakat berpenghasilan non-fixed income (masyarakat informal) seperti berprofesi sebagai pedagang yang membutuhkan perhatian khusus. Pasalnya, pedagang dan pengusaha kecil tidak mempunyai administrasi yang lengkap sehingga terkendala untuk mengambil KPR.
Dengan melibatkan Apersi, kata Junaidi, masyarakat akan diedukasi agar bisa mendapatkan pembiayaan dari perbankan.
"Minimal edukasi melalui pengembang sehingga masyarakat bisa memiliki rumah," imbuhnya.
Apersi juga berkomitmen mengupayakan masyarakat berpenghasilan rendah mendapat kemudahan mengajukan KPR rumah. Selain itu, diharapkan pemerintah bisa memberikan regulasi dan kebijakan yang mempermudah masyarakat khususnya masyarakat non-fixed income
"Mereka sama sebagai warga negara sehingga memiliki hak yang sama untuk memiliki rumah," ungkapnya.
Kegiatan Rakerda Apersi Jabar yang diikuti 300 peserta ini merupakan agenda rutin yang dilakukan minimal dua kali dalam satu periode.
Junaidi mengatakan, dalam Rakerda ini dibahas tentang program kerja yang sudah dilakukan dan akan dilakukan sehingga menghasilkan rekomendasi yang bisa bermanfaat untuk semua pihak.
"Jadi Rakerda ini menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi mitra juga organisasi itu sendiri," sebutnya.
Menjelang tahun politik, Juanidi mengatakan, hal itu tidak terlalu berpengaruh terhadap program subsidi rumah rakyat. Bahkan, program yang dicanangkan beberapa pasangan capres dan cawapres terkait perumahan rakyat belum memiliki konsep yang bagus.
Misalnya dengan menggulirkan program pembangunan rumah subsidi rakyat mencapai 2 juta unit dinilai tidak masuk akal karena anggaran negara tidak bisa mencukupinya. Apersi pun siap berdiskusi dengan beberapa Paslon terkait perumahan untuk rakyat.
"Pembangunan perumahan rakyat itu tidak mudah. Bahkan target 1 juta rumah saja sampai saat ini belum terealisasikan. Apalagi kalau targetnya sampai 2 juta unit, rasanya tidak masuk akal. Tentu, yang kita butuhkan bukan janji-janji manisnya saja," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait