“Di negara maju, seperti Amerika Serikat dan Jepang, bansos pun masih ada. Malah lebih komprehensif. Semua negara di dunia pasti punya bansos,” ujar akdemisi yang menggeluti ilmu ekonomi dan pembangunan ini.
Teguh Dartanto mengusulkan dua strategi supaya pemberian bansos lebih efektif di Indonesia. Pertama, pemerintah harus memiliki strategi graduasi atau memikirkan bagaimana para penerima bansos bisa naik kelas.
Strategi pertama, tutur alumnilus S3 Nagoya University itu menyoroti dua jenis bantuan yang telah disediakan pemerintah, yaitu, bantuan yang sifatnya untuk bertahan hidup seperti bantuan langsung tunai (BLT) atau pemberian sembako, serta bantuan produktif seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
“Dari sisi penerima, perlu dipertegas supaya orang yang menerima bansos bisa naik kelas. Mereka harus dibantu agar tidak menerima bansos lagi. Itu yang harus clear. Untuk bantuan produktif, seperti KIP untuk masa depan atau KIS, itu nilainya masih kurang,” tutur Teguh Dartanto.
Kedua adalah adaptive social protection atau pemberian bantuan berbasis kebutuhan. Strategi ini sudah diterapkan di banyak negara maju, yang memungkinkan masyarakat menerima bansos setelah mendaftarkan diri.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait