BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Ratusan sivitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung melontarkan kritik pedas terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Petisi Bumi Siliwangi. Mereka menilai Jokowi telah menggerus nilai demokrasi dan merusak bingkai kebangsaan dengan mencampuri politik dan kekuasaan dalam Pemilu 2024.
Petisi ini dibacakan dengan lantang di hadapan sivitas akademika di Taman Partere, Kampus UPI, Jalan Setiabudi, Kota Bandung. Guru besar, dosen, mahasiswa, dan alumni UPI kompak menyatakan keprihatinan atas kondisi kebangsaan yang kian memprihatinkan.
Berikut Petisi Bumi Siliwangi Sivitas Akademika UPI berisikan 5 poin:
1. Mendesak Presiden Republik Indonesia agar mencabut pernyataan yang menunjukkan keberpihakannya dan keterlibatannya dalam kampanye politik pada pemilu 2024.
2. Meminta Presiden Republik Indonesia agar bersikap dan bertindak sebagai negarawan yang menjunjung tinggi nilai, moral, dan etika kebangsaan berdasarkan Pancasila serta mengingat kembali sumpah dan janjinya sebagai Presiden Republik Indonesia sebagaimana amanat konstitusi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Meminta seluruh lembaga negara dan para pejabat publik agar komitmen untuk menegakkan etika Kehidupan Berbangsa sebagaimana diatur dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
4. Mendesak Presiden Republik Indonesia dan para pejabat publik lainnya agar tidak menyalahgunakan kekuasaan dan menggunakan fasilitas serta sumber daya negara untuk kepenungan politik praktis kampanye pemilu.
5. Mengajak seluruh elemen masyarakat, bangsa, dan negara untuk mengawasi jalannya penyelenggaraan Pemilu 2024 secara berkeadilan dan benntegnitas sebagai wujud pendidikan politik kebangsaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Demikian pernyataan kami sampaikan sebagai upaya untuk menegakkan kembali nilainilai, moral, dan ctika kebangsaan berdasarkan Pancasila serta Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar
Artikel Terkait