BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA-- "Kacida!" itulah kata pertama yang dikeluarkan Inisiator relawan Sahabat Mahfud dan pendiri Bandung Interactive Hub Balad Uwa Mahfud (BIH-BUM), Iwan Setiawan, Minggu (18/2/2024), ketika ditanya media soal penyelenggaraan Pemilu 2024 maupun kondisi pasca-pencoblosan.
Kacida adalah idiom Sunda yang berarti "terlalu" atau "keterlaluan". Kesimpulan ini diambil bukan atas kesimpulan instan, melainkan saat Pemilu masih berproses, sewaktu MK memuluskan jalan bagi Gibran menjadi cawapres.
"Saya pernah sampaikan ke media, bahwa 'Rombongan Sirkus' ini sudah sangat kuat dari awal dengan segala upaya dan tipu-dayanya dengan satu tujuan: kudu menang! Segala nikmat Allah SWT yang dikaruniakan kepada umat manusia, seperti rasa malu, nampaknya telah diabaikan. Semuanya telah dipertontonkan secara terbuka dan zhalim," kata Iwan.
Film Dirty Vote, lanjutnya, adalah potret sesungguhnya dari apa yang terjadi saat ini. Film ini paling tidak akan menjadi bahan dokumentasi sebagai cerita kepada anak cucu kita kelak, bahwa telah terjadi sejarah kelam demokrasi di Republik ini.
iwan pun menyoroti soal penghitungan suara. "Yang ramai menjadi perhatian masyarakat pasca-Pemilu saat ini adalah munculnya benda ajaib yang bernama SIREKAP. Saya rasa perlu dilakukan audit forensik terhadap sistem ini, sehingga tahuu siapa bandar di baliknya. Mungkin saya gak perlu mengomentari panjang lebar benda ajaib ini, karena manusia manapun yang merasa punya otak waras tahu siapa yang diuntungkan dengan sistem yang ngawur ini. By design? Wallahualam," tandasnya.
Ditanya mengenai hasil perolehan suara quick count Ganjar-Mahfud, Iwan mengatakan, "Jujur saya merasa sangat kecewa karena tidak sesuai dengan harapan dan prediksi. Namun tetap optimis menunggu hasil real count yang sesungguhnya, sambil melakukan evaluasi.
Dalam hal ini, BIH-Balad Uwa Mahfud mencoba menganalisanya secara komprehensif dan menunggu langkah-langkah koordinatif berikutnya.
"Apa yg harus dilakukan saat ini? Menurut saya, 01 dan 03 harus kompak, kumpulkan secara lengkap bukti-bukti kecurangan dan perkeliruan yang terjadi. Saya sangat mengapresiasi langkah yang akan diambil oleh Tim AMIN yang akan mengumpulkan seluruh saksi di semua TPS se-Indonesia dengan membawa form C. Apabila ini bisa dilakukan, akan jadi bukti yang luar biasa," jelasnya.
Iwan juga merasa perlu disiapkan langkah hukum melalui MK, sehingga apabila bisa dibuktikan telah terjadi kecurangan yang Terstruktur, Sistematis dan Masif (TSM), bisa dilakukan diskualifikasi, atau bahkan Pemilu bisa dibatalkan dan diulang.
"Apa boleh buat, demi keselamatan bangsa dan negara. Kadang saya suka ketawa sendiri menyimak apa yg terjadi saat ini. Duhh Gustii.. meuni kacida!" kata Iwan menutup pembicaraan.***
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait