Sentuh 160 Ribu Kasus, Pemprov Komitmen Turunkan Angka TBC di Jabar

Abbas Ibnu Assarani
Plh Asda 1 Pemprov Jabar, Dodo Suhendar (Kiri) Direktur P3M Kemenkes Imran Pambudi (Tengah) Deputi Cheif Of Parti USAID Bebas TBS, Prima Setiawan (Kanan). Foto: Abbas.

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Pemprov Jawa Barat berkomitmen menurunkan kasus tuberkulosis (TBC), Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terdapat 160.000 kasus TBC di Jabar selama 2023.

Plh Asisten Daerah 1 Pemprov Jabar, Dodo Suhendar mengatakan target ke depan  penanggulangan TBC di Jabar adalah memastikan pasien menuntaskan pengobatannya. 

“Berobat sampai tuntas, jangan hanya setengahnya. Diharapkan yang sembuhnya juga 100 atau di atas 80 persen, sekarang baru 50 persen,” kata Dodo usai disela Peluncuran USAID Bebas-TB Tingkat Jawa Barat dan Penyusunan Rencana Kerja Terpadu di Bandung, Rabu (21/2/2024).

Dia menyebut, berbagai usaha untuk memerangi tuberkulosis terus digaungkan. Salah satunya upaya kolaboratif untuk mempercepat deteksi bersama Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). 

Tak hanya deteksi, pengobatan hingga pencegahan harus disoroti guna memajukan penanggulangan TBC. 

“Jawa Barat ini banyak penduduknya, akan coba mulai masalah manajemen hingga peran masyarakat di lima lokasi, yakni kabupaten bogor, kota Bandung, bekasi, kabupaten bekasi, kabupaten Bandung,” paparnya. 

Sementara itu, Direktur P3M Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi mengapresiasi kinerja pemprov Jabar dalam menanggulangi kasus tuberkulosis. Hal itu dilihat dari menurunnya kasus di setiap tahunya.

“Dilihat dari capaiannya, Jabar  itu cukup bagus. Dimulai penemuan kasus, pengobatan hingga menyelesaikan pengobatan,” kata Imran Pambudi.

Kendati begitu, dia meminta pemprov Jabar untuk terus menangani kasus TBC minimal dengan pengobatan yang rutin selama 6 bulanan.Dia menyebut, penyakit TB harus senantiasa diperhatikan, lantaran salah satu penyakit menular. 

“Penyakit menular yang bisa menyerang siapa saja, bisa menyerang semua umur dari anak-anak, dewasa, dan lansia,” tuturnya. 

Tuberkulosis mampu menyerang semua organ kecuali dua rambut dan kuku. “Jadi teori semua organ yang dialiri darah itu bisa terkena, biasanya ada TBC paru ada juga TBC tulang dan ada yang sampai ke otak gejalanya juga bukan batuk pilek, tap sudah kejang,” paparnya. 

Penyebabnya antara lain bakteri Mycobacterium tuberculosis . Bakteri ini sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu. 

“Jadi TBC itu termasuk penyakit yang paling tua. Bakteri yang sama, yang sudah menginfeksi orang juta tahun  yang lalu, tapi sampai sekarang belum bisa diberantas,” paparnya. 

Di Indonesia, kata dia, faktor risiko orang yang terkena tuberkulosis paling besar adalah perokok, kekurangan nutrisi hingga alkohol. Kemudian, multi faktor orang yang mudah terkena tuberkulosis gizinya kurang, ekonomi kurang baik sehingga rumah kurang ventilasi udara. 

“Orang yang terkena penyakit itu dengan ekonomi kurang bagus, jadi harus dibantu. Contoh lain umpanya pada pekerjaan yang kena tuberkulosis tidak boleh di phk atau dikeluarkan, justru perusahaan harus mendukung pengobatan, boleh diberi cuti jangan di keluarkan,” paparnya. (*)

Editor : Abdul Basir

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network