“Strategi tersebut di antaranya adalah Pemeriksaan Jentik Berkala, pembentukan Tim Gerak Cepat dalam Penanggulangan KLB, penerapan Tatalaksana Dengue sesuai standar, mengajak masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan masing-masing, manajemen program, dan kemitraan dengan pemerintah, serta yang terakhir tidak kalah penting adalah untuk penggunaan vaksin Dengue di kalangan masyarakat untuk penanggulangan penyebaran dengue yang lebih luas di wilayah Provinsi Bali,” paparnya.
VP. Komersial Nasional Bio Farma, Fitri Puspadewi mengatakan, Bio Farma saat ini telah mengembangkan produk vaksin sebagai penanggulangan terhadap penyebaran penyakit dengue di Indonesia.
Menurut data Kemenkes RI, terdapat peningkatan jumlah kasus DBD dari 73.518 orang pada 2021 menjadi 131.265 kasus pada 2022 dengan angka kematian yang juga meningkat dari 705 orang pada 2021 menjadi 1.183 orang pada 2022.
"Untuk menangani fenomena tersebut, Bio Farma saat ini terus berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia dengan pengembangan produk-produk vaksin. Salah satunya dengan memasarkan vaksin dengue Qdenga hasil kerjasama Bio Farma dengan PT Takeda Indonesia,” kata Fitri.
Kepala Bidang P2P Dinkes Provinsi Bali, I Gusti Ayu Raka Susanti menyampaikan, ddi Bali saat ini ada 3 wilayah dengan kasus tertinggi yaitu Gianyar, Badung, dan Kab. Buleleng. Sedangkan kasus kematian terjadi sebanyak 5 kasus di Denpasar, 2 kasus di Tabanan, Gianyar, dan Klungkung, serta 1 kasus di Bangli.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait