Adie berharap pegiat media maupun jaringan komunitas radio ikut berkontribusi menyampaikan informasi ke masyarakat. Apalagi dampak informasi hoaks, berpotensi menimbulkan kegaduhan di lingkungan.
"Jangan sampai terpecah belah gegara pemilu. Kita yang menentukan pilihan untuk masa depan kita juga," tutur dia.
Ketua Bidang Advokasi Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI) Akhmad Rofahan mengatakan, komitmen mendukung terciptanya pemilu yang damai dan demokratis.
"Sekitar 350 lebih radio komunitas, di 23 provinsi yang berada dalam naungan JRKI. Radio tersebut bisa memberikan edukasi politik melalui siaran," kata Akhmad Rofahan.
Langkah ini, ujar Rofahan, sebagai bentuk tanggungjawab untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, terutama masyarakat di pedesaan dan akar rumput.
Radio komunitas yang mayoritas berada di wilayah perdesaan, merupakan media yang cukup strategis untuk bisa memberikan pemahaman terkait pemilu kepada masyarakat.
"Mayoritas radio komunitas yang kami naungi, berada di wilayah pedesaan dan area blank spot. Sehingga, rakom menjadi media strategis untuk memberikan penyadaran dan pendidikan politik," tutur Rofahan.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait