“Sepertinya Gabriel Aries Setiadi mewarisi spirit Bandung School atau seni rupa mazhab Bandung dan tetap punya unique approach dalam proses berkarya. Gabriel punya cara berpikir terstruktur menurut saya. Karya-karyanya blend-in (menyatu) dengan ruang dan arsitektural. Di satu sisi, karyam Gabriel ini poetik dan di sisi lain struktural. Rasa dan rasionalitas seperti terkoneksi. Mungkin seperti menyatunya antara puisi/musik dan atematika,” tutur Andonowati.
Sementara itu, Iwan Kurniawan Lukminto yang sudah tidak asing dengan karya seni rupa seniman Indonesia maupun luar negeri, mengapresiasi pameran tunggal Gabriel Aries Setiadi. Ia bahkan mengoleksi karya seni rupa seniman Bandung, termasuk karya-karya Gabriel yang dipajang di ruang koleksi pribadi keluarga Lukminto serta di Tumurun Private Museum, Surakarta, Jawa Tengah.
"Gabriel sudah berevolusi dalam karirnya sebagai seniman dari yang dulu berfokus pada batu, sekarang memadukan material natural dengan yang fabrikasi/industrial dalam satu karya dan terlihat sempurna. Jadi saya sangat berbangga sekali bisa melihat karir Gabriel cukup signifikan perubahannya," kata Iwan.
Baginya, karya yang dipamerkan Gabriel di Lawangwangi Creative Space kali ini sangat luar biasa. Iwan menyebut, Gabriel berhasil dalam memadukan material natural dan industri yang secara karakter sangat berbeda.
“Dengan karya patung abstrak ini mengundang penonton untuk bisa berfikir secara pribadi bagaimana karya ini bisa relate secara personal. Saya pribadi melihatnya tidak hanya dari segi teknik, tapi dari komposisi, creativity itu tertuangkan di karya yang ini,” pungkas Iwan K. Lukminto.(*)
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait