Prima mengatakan, dalam proyek tersebut total nilai investasi sebesar Rp4 triliun, Pemprov Jabar akan mendapatkan Viability Gap Fund (VGF) sekitar Rp1,3 Triliun.
Sementara untuk Badan Unit Pelaksana (BUP), Prima meyebut akan mendapatkan sekitar 13,5 sen Dollar/Kwh dari penjualan listrik yang dihasilkan dari Legok Nangka.
"Nah itu 13,5 sen nanti kita lihat PJBL-nya bisa beli berapa karena dia harus liat bahan bakar (sampah) dia akan access dan dia harus bisa menjaga stabilitas si panasnya itu karena listriknya kan ga bisa naik/turun harus stabil," katanya.
Oleh karena itu, Prima berharap proses pembangunan TPPAS Legoknangka yang telah tertunda selama 22 tahun ini dapat segera terlaksana dengan baik dan lancar.
"Jadi diproses bisnis sampah ini memang tidak mudah dan tidak murah, tapi demand teknologi ini, semakin canggih teknologinya. Ini tekhnologinya saya sudah liat, Alhamdulillah banget bagaimana teknologi di Jepang itu jauh banget kualitasnya, dan itu lah kalau mau bagus seperti ini barang tentu konsekuensinya perlu harga yang mahal juga," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait