BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Kasus kekerasan dan pelecehan seksual melalui media sosial (medsos) di Kota Bandung semakin marak. Kitabisa Gender Research Center (Great) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung mencatat 135 laporan aduan kasus kekerasan seksual sejak Mei 2020 hingga Desember 2023.
Untuk menekan kasus Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) itu, Kitabisa menggelar kampanye SalingJaga Perempuan lewat voluntrip Kawanpuan & Tur Buku 'Luka-Luka Linimasa' dari Kalis Mardiasih di Kota Bandung, Minggu (28/7/2024).
"Sebagian besar laporan itu terkait KBGO dan kekerasan dalam pacaran. Temuan ini menjadi salah satu hal yang mendorong Kitabisa untuk menggelar kampanye SalingJaga Perempuan di Bandung dengan misi mengajak masyarakat terus peduli terhadap isu kekerasan perempuan," kata Head of Partnership Kitabisa Fania Khamada.
Kampanye Saling Jaga Perempuan dan Voluntrip Kawanpuan kali ini tidak hanya mengajak peserta untuk berdiskusi dan membahas buku "Luka-Luka Linimasa karya Kalis Mardiasih, tetapi juga mempraktikkan cara-cara untuk menyikapi KBGO dan mengantisipasinya.
Acara ini dihadiri oleh para pemengaruh di media sosial, seperti penulis dan aktivis perempuan Kalis Mardiasih, pengajar dan juga seorang ibu Galih Sulistyaningra, dan dimoderatori oleh penulis sekaligus VP of Brand Marketing Kitabisa Iqbal Hariadi.
Kalis Mardiasih, dalam buku dan acara ini menjelaskan perbedaan relasi kuasa secara luring (offline) maupun daring (online) yang berujung pada KBGO. Secara luring, relasi kuasa dapat berupa perbedaan fisik, jabatan, atau umur.
"Sementara pada relasi kuasa daring, pelaku tidak diketahui identitasnya. Hal ini yang membuat proses pengambilan keputusan atau penanganan menjadi pasif," kata Kalis.
Galih Sulistyaningra mengatakan, sebagai pengajar selalu memberikan edukasi terkait kekerasan seksual kepada anak didik di kelas. "Hal ini tak lepas dari pengalaman menghadapi kekerasan di medsos yang juga diceritakan dalam kesempatan ini," kata Galih.
Untuk menunjukkan bentuk konkret komitmen dalam menjaga perjuangan para pemerhati dan penggerak isu perempuan, SalingJaga dari Kitabisa memberikan penghargaan berupa perlindungan Asuransi Jiwa SalingJaga untuk 500 orang para pejuang isu perempuan di Indonesia.
Kalis Mardiasih, penulis buku 'Luka-Luka Linimasa' (kiri) dan Galih Sulistyaningra, guru. (FOTO: AGUS WARSUDI)
Dalam acara ini, perlindungan asuransi jiwa diterima secara simbolis oleh Pendiri Samahita Foundation Ressa Ria Lestari.
SalingJaga merupakan program asuransi jiwa syariah terbaru dari Kitabisa yang berlandaskan tolong-menolong antar anggota. Jika sesama anggota SalingJaga mengalami musibah meninggal dunia, maka anggota akan patungan untuk saling menjaga keluarga yang ditinggalkan.
Head of Partnership Kitabisa Fania Khamada mengatakan, dalam perjalanan mendampingi gerakan Kawanpuan, dia melihat pekerjaan para relawan, aktivis perempuan sungguh berisiko: risiko diteror, kejahatan, hingga meninggal dunia.
Sehingga, kata Fania, perlindungan SalingJaga ini merupakan wujud nyata dari Kitabisa untuk mendukung upaya-upaya perjuangan, perlindungan, dan pemberdayaan perempuan di Indonesia.
"Acara hari ini bertujuan mengajak seluruh perempuan untuk saling jaga satu sama lain. Semoga dengan adanya perlindungan dari SalingJaga bisa membantu menjaga semangat perjuangan para relawan dan aktivis perempuan di Indonesia," ujar Fania.
Untuk diketahui, Kitabisa merupakan aplikasi tolong-menolong terpercaya di Indonesia untuk membantu orang lain dan saling membantu satu sama lain.
Sejak 2013, Kitabisa telah menjembatani lebih dari 10 juta donatur menyalurkan Rp5 triliun lebih donasi untuk lebih dari 300.000 inisiatif sosial. Pada 2024, Kitabisa mengembangkan solusi tolong-menolong terbaru melalui program keanggotaan SalingJaga yang berizin sebagai asuransi jiwa syariah.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait