Terkait pameran ART IASR yang pertama di art gallery, Lawangwangi Creative Space, Direktur ArtSociates, Andonowati memberikan pandangan bahwa seniman lulusan seni rupa ITB menunjukan kualitas kekaryaan yang dapat dipersaingkan di pasar seni rupa dalam negeri dan luar negeri.
“Sebagian yang memang berkarir di bidang seni, karyanya proper. Tapi yang tidak berkarir perlu ditingkatkan agar lebih bagus,” pungkasnya di Bandung.
Dekan FSRD-ITB, Rikrik Kusmara mengatakan dalam pembukaan pameran ART IASR nyaris terjadi pasar seni ITB pada awal September 2024 tetapi tidak terlaksana karena ketidaksiapan pemerintah daerah. Mau tidak mau kampus mengamati praktik seni para alumninya,
“Kesimpulannya, kontribusi alumni seni rupa dan desain dari kampus ITB telah mengubah wajah Indonesia. Ini menjadi trigger kepada mahasiswa untuk meningkatkan lebih baik kekayaannya. Legenda Pasar Seni ITB perlu dimutakhirkan sesuai konteks zaman dan berdampak lebih kuat kepada masyarakat,” tutur Ririk Kusmara di Lawangwangi Creative Space, Bandung.
Seniman-seniman yang menyajikan karyanya pada pameran perdana IASR – ITB, selain yang disebutkan di atas, adalah Ahadiat Joedawinata, Amrizal Salayan, Andar Manik, Andy Dewantoro, Andy Dwi Tjahjono, Asmudjo J. Irianto, Budi A. Nugroho, Dadan Setiawan, Deden Hendan Durahman, Deden Imanudin, Devy Ferdianto, - Dewi Aditia - Dewi Fortuna Maharani, Diyanto, Erika Ernawan, Erna Garnasih Pirous, Etza Meisyara, Guntur Timur, Harry Suliztiarto, Isa Perkasa, John Martono, Kemalezedine, Marintan Sirait, Meliantha Muliawan, Mujahidin Nurrahman, Natas Setiabudhi, Ni Ketut Ayu Sri Wardani, Nurdian Ichsan, Patra Aditia, Redmiller Blood, Rega Ayundya, Rendy Raka Pramudya, Rini Chairin Hayati, Septian Harri Yoga, Tennesse Caroline, Tiarma Sirait, Tisa Granicia, Titarubi, Willy Himawan, Wiyoga Muhardanto. (*)
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait