BANDUNG, iNewsBandungRaya.id – Bupati Bandung, Dadang Supriatna menghadiri pelepasan pengiriman perdana Bio Soltamax, produk pupuk yang diproduksi PT Bandung Inovasi Organik ke negara Mozambique dan Nigeria di Afrika.
Dadang memberikan apreasiasi atas inovasi yang diciptakan PT Bandung Inovasi Organik dalam memproduksi pupuk organik yang telah berhasil tembus ke pasar dunia tersebut.
"Hari ini saya berkunjung ke Pabrik Bandung Inovasi Organik yang tentunya ini berdomisili di Kabupaten Bandung dengan memproduksi pupuk organik Super Active," ucap Dadang di Kampung Babakan, Desa Sekarwangi, Kecamatan Soreang, Jumat (16/8/2024).
"Tentunya saya ucapkan terima kasih atas inovasinya yang sangat luar biasa dan tentu nanti bisa dikolaborasikan dengan Dinas Pertanian," tambahnya.
Meski produk tersebut berukuran kecil, kata Dadang, namun Bio Soltamax dapat digunakan untuk lahan seluas satu hektare.
"Kecil (ukurannya), tapi memang satu itu bisa (untuk) satu hektar dan ini sudah ekspor," ujarnya.
Dadang menyebut, nantinya produk tersebut akan di uji coba di beberapa wilayah di Kabupaten Bandung.
"Di permukaan air laut ketinggian berapa yang cocok, kita lihat. Kalau misal hasil deplotnya bagus, mungkin nanti kita akan lanjutkan dengan kerja sama yang berkelanjutan," imbuhnya.
Apresiasi yang sama juga diberikan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Ningning Hendasah. Dia berharap, Bio Soltamax dapat dinikmati oleh para petani khususnya yang ada di Kabupaten Bandung.
"Alhamdulilah ini inovasi Kabupaten Bandung, mudah-mudahan ke depan bisa dinikmati oleh petani, tentunya mungkin dengan harga yang kompetitif," ucap Ningning.
Ningning mengatakan, Bio Soltamax ini merupakan produk kearifan lokal. Dimana PT Bandung Inovasi Organik memperkerjakan masyarakat setempat dalam pembuatan produk tersebut.
"Bio Soltamax ini sebagai pertama kearifan lokal untuk di sini, karena tenaga kerjanya juga dari lokal sini dan juga masih muda-muda dari mulai kegiatan fermentasi sampai kepada pengemasan," katanya.
Ningning menyebut, hingga saat ini Bio Soltamax sudah diekspor ke beberapa negara dan dipakai juga di tanah air.
"Kita ke depan bisa kerja sama, bersinergi, namun kami meminta deplot dulu, deplot di beberapa kecamatan yang mungkin nantinya kalau sudah deplot, bisa dirasakan oleh petani, kami tidak salah untuk merekomendasikan," jelasnya.
"Mudah-mudahan ini semua bermanfaat untuk petani Kabupaten Bandung," lanjutnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bandung Inovasi Organik, Mulki Mulyana mengatakan, tahun ini pihaknya sudah mengekspor Bio Soltamax ke tiga negara.
"Tahun ini sudah tiga kali pengiriman, Timor Leste, Mozambik dan Nigeria," ucap Mulki.
Mulki menyebut, Bio Soltamax ini sudah tersebar di seluruh Indonesia serta telah diekspor ke beberapa negara salah satunya ke benua Afrika.
"Jadi kita di Mozambik itu luar biasa, kita dari (sebelumnya) empat ton lahan sawah mereka, sekarang padinya bisa (menghasilkan) tujuh ton," imbuhnya.
Muki menyebut, dalam satu bulan pihaknya bisa memproduksi hingga 1 juta cube.
"alau memang kebutuhannya besar otomatis kita bisa meningkatkan sampai satu juta. Kalau liternya sama, lima ratus ribu liter (pupuk) yang cair," ungkapnya.
Terkait bahan baku, Mulki memastikan semua bahan yang digunakan untuk memproduksi Bio Soltamax ini asli dari Indonesia.
"Bahan baku kita tersebar di berbagai daerah vendor-vendornya, karena itu ada rumput laut, ada ikan, terus ada empon-empon, dari berbagai daerah kita tampung. Semua (bahan baku) tidak ada impor, semua asli dari Indonesia," katanya.
Dengan memiliki dua pabrik, Mulki juga memastikan ketersediaan stok Bio Soltamax sangat terjaga.
"Kan kita ada dua pabrik, jadi pengolahan cair itu ada di Cirebon, kalau di Cirebon tidak seperti ini pabriknya, karena kebutuhannya kita toren-toren hampir 50 toren untuk fermentasi," jelasnya.
"Dari Cirebon dikirim ke sini, di sinilah diolah. Jadi kita punya dua sumber lah, insya Allah untuk ketersediaan aman," tambahnya.
Terkait dengan harga, Mulki mengatakan Bio Soltamax dijual dengan harga yang bervariatif tergantung kepada jenisnya.
"Harga yang cube itu seratus ribuan, kalau yang lainnya ada di enam puluh ribu, tujuh puluh lima ribu, beda-beda tergantung jenisnya," katanya.
General Manager PT Bandung Inovasi Organik, Moch. Yasan menargetkan, pihaknya bisa mensuplai dua kontainer atau setara dengan lima ratus ribu cube ke pasar Afrika pada 2025.
"Nilainya bisa sampai dua juta US Dolar. Produk kami ini karena inovatif jadi punya kapasitas pengiriman yang besar dengan biaya yang murah," ucap Yasan.
Menurutnya, hal ini akan menjadi menarik untuk buyer luar negeri dan menjadi andalan ekspor Jawa Barat khususnya.
"Jadi ini juga andalan Kabupaten Bandung untuk proyeksi ekspor produk unggulan. Pupuk ini satu-satunya pupuk yang didampingi, dicoaching oleh Kementerian Perdagangan, jadi ini kebanggaan buat Kabupaten Bandung," katanya.
Selain itu, pihaknya juga mendapatkan fasilitas expo di Indonesia Afrika Forum (IAF) 2024 pada 1-3 September di Bali dari Kementerian Luar Negeri.
"Jadi kami diberikan akses oleh Kemenlu, fasilitas stan booth di sana, ini jadi kebanggaan juga bahwa kita ditampilkan ke pasar Afrika. Jadi itu acara kenegaraan dibuka oleh Pak Presiden dan kami nanti akan hadir di situ," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait