Menurutnya, hal-hal seperti ini perlu adanya adaptasi termasuk dalam menertawakan peristiwa.
"Pak Hedi ini sering kan sosialisasi ke Ormas, ke OKP. Namanya KPU, namanya penyelenggara, namanya pemuka agama kadang-kadang kita menyesuaikan. Pesannya itu, KPU ini harus bisa menyesuaikan tempat, cocok-cocokan," katanya.
"Ini sama kaya saat Muktamar NU di Jombang, semua kyai-kyainya menyesuaikan untuk menyambut presiden pada pakai celana. Sementara Pak Presiden Jokowi datang, menghormati acara NU pake sarung," tambahnya.
Artinya, siapapun bisa saling menertawakan hanya karena sama-sama ingin menghormati.
"Jadi itulah hidup kadang-kadang ada yang niatnya baik, tapi jadi sama-sama bisa kita tertawakan. Pemilu kita harus senang, pemilu kita harus menggembirakan," imbuhnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait