BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Dalam rangka Dies Natalis ke-67 Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (UNPAD), Fakultas Hukum UNPAD, Program Studi Kenotariatan UNPAD dan IKANO UNPAD menggelar acara Studium Generale.
Acara yang berlangsung di Graha Sanusi Hardjadinata, UNPAD, Jl. Dipatiukur No.35, Bandung pada Kamis (19/9/2024) ini mengusung tema “Transformasi Digital Tata Kelola Pertanahan Dalam Menyongsong Indonesia Emas.”
Hadir dalam acara tersebut, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional,
Agus Harimurti Yudhoyono.
Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan, Indonesia memiliki kerentanan bencana alam, karena memang berada di ring of fire dan itu kerap ditemui di lapangan.
“Oleh karena itu, tentu yang pertama harus kita lakukan menata wilayah kita, menata tata ruang kota, di desa dan dimanapun itu harus dengan melihat kondisi geografi kita,” kata Agus Harimurti Yudhoyono dalam pemaparannya.
Maka, agar terhindar dari bencana alam, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional berencana memindahkan warga yang berada di wilayah rentan bencana tersebut dengan aturan yang berlaku.
“Memang tidak mudah, karena sudah banyak bukan puluhan tahun tapi sudah beberapa generasi yang sudah tinggal di wilayah daerah, untuk memindahkannya tidak mudah,” ujarnya.
Untuk itu, AHY menyampaikan, yang pertama kali akan dilakukan yaitu tanggap bencana alam dan yang kedua segera melakukan upaya rehabilitasi dalam bentuk rekonstruksi dalam berbagai kejadian.
Seperti diketahui, di antara beberapa daerah bencana itu akhirnya harus ditinggalkan secara permanen.
“Karena, lokasi huniannya berkali-kali akan menghadapi potensi bencana alam. Oleh karena itu, tidak ada solusi yang permanen kecuali pindah,” ujarnya.
“Nah ini harus kita siapkan negara harus menyiapkan solusinya dan tanahnya. Kementerian ATR harus menyiapkan segala persyaratan baik itu secara administrasi, legal dll,” tambahnya.
AHY mengatakan, hal ini dilakukan agar pada saat masyarakat mendapatkan hak atas tanah yang diakui hukum secara negara dengan program konsolidasi tanah.
“Ini terjadi pada beberapa saat itu ke Palu, beberapa tahun lalu akan ada bencana alam, banyak korban dan akhirnya dipindahkan konsolidasikan akhirnya dibangun rumah-rumah yang layak buat warga,” ungkapnya.
“Di Cianjur juga demikian, konsolidasi bahkan hasilnya lebih bagus dari kondisi sebelumnya, yang tadinya tidak ada fasilitas umum, jalan rusak kita bikin buatkan,” sambungnya.
Sehingga, kata AHY, nilai ekonomi tanah itu meningkat secara signifikan, menjadi satu kali lipat, dua kali lipat, ditambah dengan ada fasilitas umum yang layak.
Adapun mengenai Indonesia di tahun 2025, AHY membayangkan tentang kemajuan, lompatan-lompatan dibidang teknologi dan sebagainya, itu akan sirna jika hari ini tidak bekerja keras.
“Karena masih banyak hal yang harus kita lakukan, kita bersyukur sejauh ini banyak progres dan harapannya menuju tahun 2025 nanti dengan mempersiapkan sumber manusia yang unggul,” papar AHY.
Meski begitu, AHY mengajak untuk tetap optimis, karena Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia.
“Tinggal kita perkuat kualitasnya, kita perkuat kesiapan dan keterampilannya,” ujarnya.
Oleh karena itu, AHY mengatakan, peran kampus menjadi sangat penting. Bagaimana kampus memiliki peran dan kontribusi yang real untuk pembangunan negeri.
“Termasuk, tadi saya berpesan disini ada bapak bapak wakil rektor UNPAD dan jajaran yang lain termasuk seluruh mahasiswa mahasiswi tadi agar kita siapkan generasi unggul yang memiliki kompetensi, karena tanpa itu bonus demografi yang selama ini yang kita gaung-gaungkan hanya akan menjadi bencana,” paparnya.
Untuk itu, AHY mengajak semua pihak untuk menjadi warga dunia yang bertanggung jawab.
“Oleh karena itu, saya mengajak tentu kita semua untuk terus bergandengan tangan membangun super tim semua profesi, semua generasi mari kita lembur menjadi satu untuk Indonesia Emas 2025,” pungkasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait