Lebih jauh, Adi menuturkan, figur Deden-Efa berlatar belakang politik dan birokrasi dengan pendidikan yang baik, doktor dan dokter, lebih bisa diharapkan dibandingkan pasangan lain.
"Tantangannya, seperti pilkada daerah lain, proses penyelenggaraan pilkada yang melibatkan incumbent harus memastikan aparat birokrasi betul-betul netral dan tidak cawe-cawe. Penggunaan dana APBD oleh incumbent harus diawasi ketat dan tidak boleh mengintervensi pilkada," tutur Adi.
"Semua orang berharap Pilkada dapat berlangsung secara adil dan transparan, sehingga menghasilkan pemimpin yang kredibel, demi kepentingan masyarakat yang lebih besar, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ucapnya.
Diketahui, paslon Bupati-Wakil Bupati Cianjur nomor urut 3 Deden Nasihin-Efa Fatimah mengusung visi misi Cianjur Berkah (Berdaya Saing, Khidmah dan Amanah).
Untuk mewujudkan visi misi itu, Deden-Efa (DEFA) akan melaksanakan 10 program superprioritas. Kesepuluh program superprioritas itu antara lain:
1. Program Mobile Klinik dan Berobat Cukup dengan KTP
Melalui program Mobile Klinik, pasangan Deden-Efa berkomitmen menghadirkan layanan kesehatan keliling yang akan menjangkau desa-desa terpencil.
2. Kuliah Gratis melalui program 10.000 Beasiswa
Pendidikan adalah investasi jangka panjang. Melalui program beasiswa ini, pasangan Deden-Efa berupaya menciptakan generasi penerus yang berpendidikan tinggi di setiap desa.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait