Dari 505 indikator yang dirancang, 19 indikator dievaluasi, dan 11 di antaranya diperkirakan tidak tercapai. Hal ini, menurut Kementerian, diklarifikasi sekali lagi, tidak dapat diartikan sebagai nilai buruk, melainkan bagian dari proses pembangunan yang bersifat kontinu dan berkelanjutan.
Dalam membaca data pembangunan, penting untuk melihat keseluruhan konteks, termasuk capaian yang telah diraih selama kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Evaluasi ini justru menjadi bukti bahwa dengan nadanya beberapa target yang berhasil dicapai, meski ada ruang untuk perbaikan.
“Pembangunan nasional bukanlah proses instan, diperlukan evaluasi berkala untuk memperbaiki strategi dan kebijakan yang ada,” ucap Rachmat Pambudy.
Dengan pendekatan yang berbasis data dan transparansi, pemerintah dapat terus menyusun kebijakan yang lebih baik untuk menjawab tantangan di masa depan. Evaluasi seperti ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan langkah awal menuju pembangunan yang semakin inklusif dan berkelanjutan.
Editor : Rizal Fadillah