Sementara itu, Ketua Kelompok Penanganan Sampah Antapani Kidul, Tegar Maheisha dari STIKes Dharma Husada, menyampaikan bahwa meskipun program ini telah selesai, pihaknya akan terus melanjutkan pendampingan pelatihan untuk petugas pengangkut sampah terkait pemilahan sampah.
“Kasus yang sering kami temukan adalah masyarakat sudah memilah sampah sesuai jenisnya. Namun, petugas sampah sering menggabungkan kembali saat pengangkutan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki petugas khusus yang mengangkut sampah organik ke rumah magot,” ungkap Tegar.
Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, Dr. M. Samsuri, mengungkapkan bahwa gerakan bersama Kota Bandung Bersih Sampah, yang melibatkan perguruan tinggi yang turun langsung ke masyarakat dalam tata kelola dan penanganan sampah, merupakan bentuk nyata dalam mengimplementasikan tridharma perguruan tinggi, yaitu Pengabdian kepada Masyarakat.
Ia menambahkan bahwa yang terpenting adalah mengedukasi masyarakat, terutama di lingkungan keluarga, mengenai pemilahan sampah.
“Jika memungkinkan, di setiap kelurahan harus ada unit pengelolaan sampah. Misalnya, sampah organik dapat diolah menjadi pupuk," kata Samsuri.
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait