"Pernah dengar hadis ini? 'Di surga ada satu pintu, satu sungai, yang disebut Sungai Rajab. Siapa yang berpuasa satu hari di bulan Rajab, maka dia akan mendapatkan kenikmatan dari air sungai Rajab.' Hadis ini juga palsu. Saking palsunya, tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadis utama," ungkap UAH.
Menurut UAH, dia telah menggali tujuh kitab yang menyebutkan hadis palsu tersebut, termasuk kitab Fadha'il al-Auqat karya Al-Baihaqi.
Ia menegaskan bahwa semua hadis tersebut dicantumkan dalam kitab-kitab tersebut untuk memberi informasi bahwa hadis tersebut adalah maudhu (palsu) atau minimal dhoif, dan tidak seharusnya digunakan sebagai rujukan.
"Jadi, hadis-hadis tersebut ditulis untuk memberi informasi bahwa itu adalah hadis dhoif atau palsu. Jangan menggunakannya sebagai sandaran dalam beramal. Bukan untuk mengonfirmasi bahwa amalan tersebut benar," ujar UAH.
Namun, UAH juga menekankan bahwa penyampaian mengenai hadis palsu ini bukan dimaksudkan untuk mencela orang yang mengerjakan amalan tersebut. Ia menjelaskan bahwa ada hadis shahih yang bisa menjadi landasan untuk mengerjakan amalan tertentu, seperti puasa di bulan Rajab.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait