Prabowo menegaskan kedekatannya dengan kalangan ulama, yang telah terjalin sejak lama, bahkan sejak ia masih menjadi prajurit. Ia menjelaskan bahwa sebagai tentara, kedekatan dengan ulama adalah sebuah kebutuhan spiritual.
“Seorang prajurit itu dari sejak muda dia harus berangkat tugas menghadapi bahaya, menghadapi maut. Dan biasanya orang kalau menghadapi maut ya cari kiai. Jadi saya cari kiai ya dari muda,” katanya.
Prabowo juga mengingatkan bahwa meskipun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dideklarasikan di Jakarta, ujian besar terhadap kemerdekaan itu terjadi di Surabaya dan Jawa Timur, tempat para ulama dan santri berjuang mempertahankan NKRI.
“Dalam pertempuran 10 November, di situlah munculnya para ulama sebagai pejuang, perintis, dan pemimpin dalam membela kemerdekaan Republik Indonesia,” imbuhnya.
Prabowo juga mengapresiasi kiprah NU dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Dia menegaskan bahwa keberhasilan sebuah negara tidak terjadi begitu saja, tetapi harus diusahakan dengan kerja keras, persatuan, dan moderasi.
“Di situ saya kira Nahdlatul Ulama memegang peran yang penting dengan mewakili kelompok mayoritas agama, NU bersama Muhammadiyah, Persis dan lain-lain mewakili kelompok mayoritas tapi dengan moderasi, dengan moderat, dengan kesejukan, dengan saling menghormati dan saling menghargai dan saling melindungi semua umat lain,” tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait