BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menargetkan, realisasi investasi di tahun 2025 bisa meningkat 25 persen dari tahun sebelumnya.
Hal itu disampaikan Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin dalam acara BEJA (Bewara Jawa Barat) Vol. 15, di Aula Timur Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (11/2/2025).
"Tahun ini nilai pastinya belum, tapi ya harusnya lebih tinggi lagi. Kalau kemarin kan sekitar 17-19 persen ya harusnya bisa 25 persen," ucap Bey.
Bey berharap, nilai investasi di Jabar tetap menjadi yang tertinggi di Indonesia pada tahun 2025. Selain itu, investasi ini juga diharapkan bisa dirasakan langsung oleh banyak masyarakat.
"Tahun 2025 selain ya semoga menjadi tetap tertinggi tapi adalah bagaimana investasi ini berdampak kepada masyarakat," imbuhnya.
Bey memandang, dengan nilai investasi yang tinggi maka hal tersebut bisa menekan angka pengangguran terbuka di Jabar yang juga terbilang masih tinggi.
Menurutnya, pola yang bisa dilakukan yakni bagaimana mendorong penyerapan tenaga kerja. Salah satunya adalah dengan menyinkronkan antara lulusan dengan kebutuhan industri.
"Dengan adanya investasi yang tinggi ini tentunya pertama masalah SMK itu link and matchnya harus terjaga. Jadi semua tenaga kerja harusnya bisa dari Jawa Barat itu akan menekan link and match juga," ungkapnya.
"Misalnya investasi ini juga kan memerlukan perusahaan supply chainnya atau mata rantainya. Mata pasokannya itu harusnya juga dari Jawa Barat juga jadi bisa membangun UMKM di sekitarnya sehingga biayanya tidak terlalu besar," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar, Nining Yuliastiani mengakui bahwa meski nilai investasi di Jabar menjadi yang tertinggi, namun angka pengangguran juga masih cukup tinggi.
Menurutnya, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tidak semua investasi menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
"Investasi yang tinggi tentu dibarengi dengan kebutuhan tenaga kerja. Namun, tenaga kerja yang diperlukan harus memiliki kualifikasi sesuai dengan kebutuhan industri," ucap Nining.
"Banyak industri yang masuk ke Jawa Barat merupakan industri berbasis teknologi tinggi (high-tech) dan padat modal. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan tersebut," sambungnya.
Adapun faktor kedua yang juga sangat penting adalah karakter tenaga kerja. Menurutnya, karakter ini mencakup disiplin, etos kerja, serta kesiapan mental untuk bekerja di industri.
"Dunia industri memiliki tuntutan yang berbeda dibandingkan dengan sektor lainnya. Oleh karena itu, kita harus menyiapkan tenaga kerja yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga memiliki karakter yang sesuai dengan kebutuhan industri," jelasnya.
Dengan tingginya investasi yang masuk, kata Nining, pihaknya perlu memastikan bahwa tenaga kerja yang tersedia sesuai dengan permintaan industri.
"Kita harus menyesuaikan kurikulum pendidikan, terutama di SMK dan lembaga pelatihan kerja, agar selaras dengan kebutuhan dunia industri. Dengan adanya link and match antara pendidikan dan industri, maka tenaga kerja kita akan lebih mudah terserap," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait