Kasus Dokter Priguna, Dedi Mulyadi Soroti Sistem Pendidikan Kedokteran

Aga Gustiana
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Foto: Ist)

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan sorotan tajam terhadap kasus dugaan kekerasan seksual yang mencoreng dunia medis. Kasus yang melibatkan seorang dokter residen, Priguna Anugerah P, terhadap anak pasien di lingkungan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, dinilai Dedi tidak bisa diselesaikan hanya dengan jalur damai. Ia menekankan pentingnya penegakan hukum yang tegas dan transparansi demi menjaga kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan dan dunia kedokteran.

"Saya tetap pada pendirian. Bukan soal perdamaian saja yang harus dilihat, tetapi bagaimana kita membangun kepercayaan terhadap perguruan tinggi dan dunia kedokteran. Hukuman harus tegas dan cepat," ujar Dedi dengan nada serius pada Jumat (11/4/2025).

Lebih jauh, Dedi Mulyadi juga melontarkan kritik pedas terhadap sistem rekrutmen mahasiswa kedokteran saat ini. Menurutnya, pintu masuk ke fakultas kedokteran kini lebih ditentukan oleh kemampuan finansial calon mahasiswa, bukan semata-mata prestasi akademik.

"Kita jujur saja, hari ini yang masuk kedokteran itu yang punya duit. Pinter aja nggak cukup," ungkapnya, menyiratkan keprihatinan akan potensi hilangnya bibit-bibit unggul yang kurang mampu secara ekonomi.

Pernyataan Dedi ini muncul setelah kuasa hukum Priguna Anugerah P mengklaim adanya kesepakatan damai antara kliennya dengan keluarga korban. Bahkan, bukti berupa surat perdamaian dan pencabutan laporan yang bertanggal 23 Maret 2025 telah ditunjukkan.

Editor : Agung Bakti Sarasa

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network