"Kritik adalah hak semua orang. Kita hidup di era di mana setiap tindakan pejabat publik langsung terlihat. Itu adalah bagian dari kontrol sosial yang harus dihormati," ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa tujuan utama dari setiap langkah yang diambil adalah memberikan manfaat nyata bagi rakyat. Selama hal itu tercapai, Dedi siap menerima kritik maupun pujian dengan kepala tegak dan hati terbuka.
Sikap Dedi Mulyadi ini dinilai oleh banyak pihak sebagai bentuk kepemimpinan inklusif dan progresif. Dengan membuka ruang dialog dan menghargai pendapat beragam, ia berharap bisa terus melakukan perbaikan dalam pembangunan Jawa Barat.
“Selama kebijakan itu membawa kebaikan dan manfaat, saya siap menerima masukan, kritik, maupun pujian dengan cara yang proporsional,” tutup Dedi.
Langkah ini menjadi sinyal positif bagi masa depan pemerintahan di Jawa Barat—lebih terbuka, lebih mendengar, dan lebih berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Artikel Terkait