BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kembali mencuri perhatian publik dengan pernyataan kontroversialnya mengenai anggaran "pencitraan" Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.
Dalam sebuah kesempatan, Dedi menegaskan bahwa biaya pencitraan yang sebelumnya mencapai Rp49 miliar per tahun, kini dipangkas drastis menjadi hanya Rp3 miliar.
Diketahui, biaya pencitraan yang dimaksud Dedi merupakan anggaran kerja sama antara Pemprov Jabar dengan media massa.
"Kalau bicara pencitraan, saya katakan sekali lagi, biaya pencitraan Provinsi Jawa Barat turun. Dulu anggaran provinsi kerja sama dengan media itu Rp49 miliar per tahun, sekarang sama saya diturunkan jadi Rp3 miliar," ucap Dedi dalam sambutannya pada acara Peringatan Hari Jadi ke-111 Kota Sukabumi, dikutip YouTube Lembur Pakuan Channel, Rabu (16/4/2025).
Namun, penurunan anggaran tersebut tidak serta merta membuat citra Pemprov Jabar redup. Justru sebaliknya, popularitas Dedi semakin meroket di media sosial, khususnya TikTok.
Dirinya berkelakar bahwa "tim buzzer" yang sebenarnya adalah para emak-emak yang aktif menggunakan platform tersebut.
"Terus kenapa selalu rame? Bukan tim buzzer tapi si Icih pada punya TikTok. Kan orang Sukabumi, orang dari mana-mana sekarang mah rakyat sudah bisa bercerita, begitu cerita suka sama saya langsung berkomentar, nenek nenek semua pada beli kuota," katanya sambil tertawa.
Menurutnya, fenomena ini membuat para pengamat politik kesulitan untuk menyerangnya.
"Jadi susah diserang pengamat, ada pengamat pinter ‘banyak ngomong kamu, diam’, habis orang pinter sekarang sama rakyat," imbuhnya.
Dedi juga mengingatkan para pejabat dan politisi untuk tidak hanya beretorika, tetapi juga fokus pada kerja nyata.
"Awas, jangan banyak ngomong dan wacana, rakyat sekarang pinter," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait