"Saya merasa kasihan, saya sebagai orang tuanya, sebagai ayahnya tidak bisa menyampaikan sesuatu, saya hanya bisa diam saat itu," ujar sang ayah sambil menangis, menggambarkan betapa dalamnya luka yang dirasakan keluarga ini.
Kisah ini bermula dari dugaan adanya momen di mana Aura Cinta disalahkan oleh Dedi Mulyadi terkait penyelenggaraan acara wisuda di sekolahnya. Insiden ini kemudian memicu gelombang hujatan di media sosial, yang membuat keluarga Aura Cinta merasa sangat terpuruk.
Peristiwa ini memicu pertanyaan serius mengenai etika komunikasi publik, terutama ketika melibatkan anak-anak. Keluarga Aura Cinta berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Mereka menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menyampaikan pendapat dan kritik, serta mempertimbangkan dampak emosional yang mungkin timbul, terutama bagi anak-anak yang masih rentan.
Keluarga ini kini berharap agar publik dapat lebih bijak dalam memberikan komentar dan kritik, serta memberikan ruang bagi Aura Cinta untuk memulihkan diri dari pengalaman pahit ini.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Artikel Terkait
