BANDUNG BARAT,iNews BandungRaya.id - Koperasi Desa Merah Putih Cikole di Kabupaten Bandung Barat (KBB) bisa menjadi percontohan nasional.
Pasalnya meskipun belum ada launching resmi secara nasional, Kopdes Merah Putih Cikole sudah beroperasi.
Bahkan Kopdes ini berjalan tanpa ada pinjaman modal yang dijanjikan pemerintah pusat senilai Rp3 miliar.
"Ini bisa jadi percontohan dan motivasi bagi kepala desa lain di Bandung Barat dan Jawa Barat, bahwa Koperasi Desa Merah Putih bisa berjalan kendati tidak ada penyertaan modal pemerintah," kata Wakil Bupati Bandung Barat Asep Ismail usai launching Koperasi Desa Merah Putih Cikole di Lembang, KBB, Rabu (9/7/2025).
Asep mengatakan, ini adalah Koperasi Desa Merah Putih yang pertama dilaunching di KBB bahkan Jawa Barat. Koperasi sudah melakukan aksi nyata melayani masyarakat dengan modal sendiri tanpa menunggu bantuan.
Kopdes Merah Putih perlu orang-orang yang paham dalam kepengurusan karena membawa misi besar menyejahterakan masyarakat di sekitar desa. Mengingat konsep koperasi itu adalah dari, oleh, dan untuk rakyat.
"Perlu ada perubahan mindset dan kulturset soal koperasi, kalau tidak maka akan susah. Jangan nunggu bantuan, lalu "tukcing" alias dibentuk cicing," ucapnya.
Kopdes Merah Putih Cikole harus jadi motivasi dan rolemodel bagi desa-desa lain. Apalagi melihat sumber daya alam di Kecamatan Lembang sudah ada, tinggal bagaimana dikemas dan ditawarkan agar orang Lembangnya sejahtera.
"Saya melihat harga-harga di sini di bawah toko modern, semoga jadi tempat masyarakat Desa Cikole berkembang dan jadi pusat kegiatan ekonomi," tuturnya.
Ketua Koperasi Desa Merah Putih Cikole Komarudin menyebutkan, hingga saat ini pihaknya tidak menerima bantuan modal untuk koperasi desa seperti yang digembar-gemborkan pemerintah pusat antara Rp3-5 miliar.
Kopdes Merah Putih Cikole bisa berjalan karena semua potensi yang ada bersatu dan didukung oleh desa serta masyarakatnya. Sehingga ada kepercayaan dari pihak vendor, UMKM, dan petani di Lembang untuk mensuplai barang.
"Kami berjalan tanpa modal bantuan dan saat ini sudah melayani pasokan barang ke 47 warung. Ke depan targetnya bisa melayani 200-300 warung dan tempat-tempat wisata di Lembang," sebutnya.
Dia mencontohkan, jika satu warung di Lembang belanja ke pasar Rp2 juta sehari maka dalam seminggu Rp14 juta. Jika diambil setengahnya Rp7 juta seminggu maka jika melayani 100 warung, dalam sebulan potensinya Rp2,8 miliar.
"Jika koperasi mengambil keuntungan 3%, maka hasilnya sangat besar dan bisa untuk pengembangan bisnis lainnya," kata dia.
Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesi (Apdesi) KBB Agus Karyana memastikan jika Koperasi Desa Merah Putih Cikole merupakan yang pertama dilaunching di KBB.
Koperasi ini bahkan sudah melakukan kegiatan usaha dengan menyediakan berbagai kebutuhan bagi masyarakat dan anggotanya.
"Di Bandung Barat sebenarnya pada 30 Juni 2025 lalu di 165 desa telah terbentuk Koperasi Desa Merah Putih, namun masih ada yang mengurus administrasi, penyusunan pengurua, dan perekrutan anggota. Tapi di Cikole ini sudah berjalan usahanya dan jadi satu-satunya di Bandung Barat," tandasnya.
Pada launching Koperasi Desa Merah Putih Cikole ini juga dihadirkan bazar sembako kepada masyarakat. Komoditas yang dihadirkan seperti beras, minyak goreng, gula pasir, telor, dan masih banyak lagi.
Adapun Koperasi Merah Putih dibentuk berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025. Tujuannya, untuk mempercepat penguatan ekonomi desa, melalui usaha kolektif hingga simpan pinjam. (*)
Editor : Rizki Maulana
