Kasus DBD di Jabar Tembus 23 Ribu, Karawang Paling Terdampak

Aga Gustiana
nyamuk Aedes aegypti. (Foto: Ilustrasi/istimewa)

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Barat selama periode Januari hingga Juni 2025 tercatat mencapai 23.804 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 84 pasien dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Vini Adiani Dewi, mengungkapkan bahwa seluruh kabupaten dan kota di wilayah Jabar terdampak, dengan Karawang menjadi wilayah dengan kasus tertinggi.

"Total kasus selama enam bulan ini mencapai 23.804 kasus dengan 84 kematian. Sementara kota dengan kasus tertinggi, Kabupaten Karawang 3.987 kasus, dan angka kematian tertinggi juga ada di Kabupaten Karawang, 15 jiwa," ujar Vini saat dikonfirmasi pada Selasa (5/8/2025).

Penurunan Bertahap Meski Belum Signifikan

Vini menambahkan, meskipun jumlah kasus masih terbilang tinggi, tren penurunan terlihat dari bulan ke bulan. Penurunan ini juga terjadi bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Jadi maksudnya tidak meningkat setajam yang kemarin. Yang terbanyak kasus itu ada di Kabupaten Karawang, Kota Bekasi, Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi. Nah, ini agak bergeser juga," jelasnya.

Beberapa wilayah seperti Kabupaten Bandung Barat, yang tahun lalu masuk kategori tinggi, kini mengalami penurunan kasus. Hal ini menurut Vini, tak lepas dari upaya langsung pemerintah daerah dalam menanggulangi DBD.

"Ternyata DBD ini sekali lagi tidak stagnan ya. Tetap ada usaha dari pemerintahnya untuk menekan kasus. Kita di Februari 501 kasus, Maret turun 342, April 307, Mei 340, Juni 179. Nah," terangnya.

Kelompok Usia Produktif Paling Rentan

Data juga menunjukkan bahwa kelompok usia 15 hingga 44 tahun menjadi yang paling banyak terinfeksi. Beberapa daerah lain yang mencatat angka kematian tinggi di antaranya Kota Bandung, Kota Depok (13 kasus), dan Kota Bekasi (26 kasus).

Menyoal penurunan di Kota Bandung, Vini menyebutkan bahwa masih diperlukan kajian lebih lanjut untuk mengetahui apakah hal ini berkaitan dengan penerapan teknologi nyamuk Wolbachia.

"Saya belum mendalami secara dalam. Karena kan enggak bisa diperbandingkan. Tapi kalau lihat dari sini, dulu Bandung selalu ranking satu. Sekarang Bandung enggak ada disebut-sebut kan 15 besar tadi ya? Itu mungkin salah satu buktinya itu juga," katanya.

Perbandingan dengan Tahun Sebelumnya

Sebagai gambaran, pada tahun 2024, Dinkes Jabar mencatat 55.251 kasus DBD hingga 2 Desember, dengan total 313 kematian. Angka tersebut melonjak drastis dari tahun 2023 yang hanya mencatat sekitar 23.000 kasus.

Salah satu penyebab meningkatnya jumlah kasus pada 2024 disebut karena intensitas hujan yang tidak merata, yang turut memengaruhi pertumbuhan populasi nyamuk. Merespons hal itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sempat mengeluarkan Surat Edaran terkait Gerakan Jumat Bersih untuk memberantas sarang nyamuk.

Editor : Agung Bakti Sarasa

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network