Gubernur juga mengingatkan agar generasi muda tidak hanya memuja simbol, tetapi memahami makna di baliknya.
“Merah adalah keberanian, putih adalah kesucian, keberanian untuk berkorban dan pengabdian total bagi negara,” tuturnya.
Mengutip filosofi Sunda, Dedi menggambarkan pengabdian dengan ungkapan tiluhur sausap rambut, dihandap saibas dampal, buksa lambar, getih satete, segalanya diabdikan untuk negara.
“Dalam ideologi kebudayaan, pengabdi itu disebut budak angun, sosok kesatria yang membawa cahaya kebajikan dan kemuliaan,” tambahnya.
Ia menegaskan, kemerdekaan harus dimaknai sebagai kebebasan kolektif yang berkeadilan, bukan sekadar kebebasan personal.
“Kemerdekaan adalah jalan menuju kemajuan, kedaulatan, dan keadilan. Hanya manusia merdeka yang bisa hidup bahagia,” pungkas Dedi.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait