Dengan sistem ini, koperasi membeli hasil panen petani, lalu memasarkan ke kota atau pusat produksi terdekat. Skema ini juga memungkinkan siklus ekonomi berputar secara utuh di desa mulai dari pembelian bibit dan pupuk, hingga penjualan hasil panen kembali ke koperasi.
Namun, Saeful menekankan bahwa keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi.
"Sebagus apa pun program, jika pengurus tidak memiliki kemampuan manajerial yang baik, cita-cita besar pemerintah pusat bisa gagal," tegasnya.
Oleh karena itu, Saeful mendorong Dinas Koperasi provinsi, kota, dan kabupaten untuk segera menyelenggarakan pelatihan intensif bagi para pengurus koperasi. Pelatihan ini mencakup pengelolaan manajemen, pertanggungjawaban keuangan, hingga tata administrasi yang akuntabel.
“SDM koperasi adalah titik penting. Uang Rp3 miliar bukan jumlah kecil. Kalau tidak punya ilmu mengelola, program ini bisa tersendat bahkan gagal,” tandasnya. (*)
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait