“Kami mau menggeser masalah menjadi peluang dan peluang menjadi solusi, membuat startup bukan lagi soal supply dan demand, tetapi kita mencoba bermain di knowledge yaitu mengembangkan Intelligence Quotient (IQ) menjadi skill dan skill menjadi Intellectual Property (IP) yang bisa membangun dan berkembang untuk masa depan,” tambahnya.
Indonesia yang sejahtera tentunya didasari oleh tiga konsep ekonomi yang saling melengkapi yaitu ekonomi kreatif, biru dan hijau. Ekonomi kreatif tentunya berfokus pada produksi dan distribusi barang/jasa yang mengandalkan ide dan kreatifitas manusia, sedangkan ekonomi biru berfokus pada pemanfaatan dan konservasi sumber daya laut.
Sementara untuk ekonomi hijau berfokus pada peningkatan kesejahteraan sosial melalui investasi dalam sektor-sektor yang mengurangi risiko lingkungan dan ekologis, ketiga konsep ini menjadi pendorong Radya Labs untuk fokus mengembangkan digital yang bukan hanya untuk konsumen saja, namun juga memproduksi teknologi softwarenya.
Selama ini, Radya Labs dikenal sebagai perusahaan jasa pengembangan produk startup multinasional, tak heran, sejak membangun produk pertama yang diberi nama Akademi pada tahun 2022, perusahaan ini telah melatih lebih dari 41.000 talenta digital secara gratis dan dari semua pelatihan ini.
Radya Labs telah meluluskan 1.000 alumni yang sudah bekerja di berbagai perusahaan teknologi di Indonesia yang ternyata 30 persen dari alumni tersebut adalah kaum perempuan dan saat ini, Komdigi merupakan salah satu mitranya sebagai penyelenggara sekolah Beta di Bandung yang telah melahirkan 10 startup berbasiskan teknologi.
Ada tiga pilar program yang diterapkan Radya Labs yaitu Teman Belajar yang akan membangun literasi digital dan keterampilan masa depan, lalu ada Belajar Mengajar yaitu meningkatkan kapasitas mengajar dan peran sebagai pengajar serta Belajar Bekerja yaitu membekali keterampilan agar siap masuk dunia kerja.
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait