“Para santri di Sam’an mengajarkan kepada kita bahwa yang melihat bukan mata, tapi hati yang diterangi cahaya Al-Qur’an. Melalui wakaf pendidikan, kita ingin memastikan setiap santri memiliki tempat yang layak untuk belajar dan berjuang,” ujar Ustadz Fatih, Senin (13/10/2025).
Ia menegaskan, pembangunan tahap kedua akan segera dimulai dan ditargetkan selesai sebelum Ramadan 1447 H. Pada tahap ini, pesantren akan menambah fasilitas asrama santri dan gedung serbaguna yang difungsikan sebagai musholla, aula kegiatan, serta pusat kajian Qur’an.
Program Wakaf Pendidikan untuk Tahap Kedua
Total kebutuhan dana untuk pembangunan tahap kedua diperkirakan mencapai Rp2,1 miliar. Dana tersebut akan dihimpun melalui Program Wakaf Pendidikan Sam’an Cinta Qur’an, yang menjadi bagian dari jaringan wakaf pendidikan CQF bersama Sekolah Generasi Qur’an di Bogor dan Kampus Da’i Cinta Qur’an Center di Bintaro.
Menurut Fatih, pembangunan ini bukan sekadar menghadirkan gedung fisik, tetapi juga menciptakan ekosistem dakwah Qur’ani yang ramah disabilitas.
“Sam’an adalah rumah bagi para penjaga cahaya Al-Qur’an. Di sini, keterbatasan bukan alasan untuk berhenti, tapi alasan untuk semakin dekat dengan Allah,” ujarnya penuh haru.
Pionir Pesantren Tunanetra Putri di Indonesia
Pesantren Sam’an Cinta Qur’an hadir sebagai ruang belajar bagi para penghafal Qur’an dari kalangan disabilitas netra. Lembaga ini menjadi pionir pesantren tahfiz khusus tunanetra putri di Indonesia dengan sistem pendidikan berbasis wakaf dan dakwah Qur’ani.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait