Pascagencatan Senjata Israel-Palestina, DMI Ajak Masyarakat Dukung Ekonomi Umat

Agus Warsudi
Masyarakat diajak mendukung pelaku usaha lokal demi ketahanan ekonomi nasional. (Foto: Ilustrasi/Okezone)

Panduan ini bertujuan untuk mencegah boikot salah sasaran, sekaligus melindungi ekonomi nasional dari efek domino akibat kesalahan informasi. 
  
Dalam panduan itu, terdapat empat kategori produk, yaitu, haram, makruh, mubah, dan sunnah. Tujuannya untuk membantu masyarakat membedakan mana produk yang benar-benar terafiliasi dengan entitas Israel dan mana yang tidak. 
  
Menurut Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese, terdapat 48 perusahaan global yang diduga terlibat dalam pendudukan Israel di Palestina. 

Namun beberapa di antara produk yang diboikot itu justru telah menggunakan bahan baku lokal hingga 70 persen dan kepemilikannya di Indonesia sudah 100 persen dikuasai pengusaha lokal. 
  
Dalam konteks ini, boikot yang salah sasaran dapat menimbulkan efek domino terhadap rantai pasok lokal, yang akhirnya merugikan petani, UMKM, dan tenaga kerja.   
  
Sementara itu, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis menilai kesadaran generasi muda Indonesia terhadap isu kemanusiaan semakin meningkat dan perlu dibimbing dengan edukasi tepat.  
  
“Sekarang anak-anak kecil kalau mau beli produk saja sudah mengecek, ini produk Israel atau bukan. Kesadaran ini perlu dibimbing dengan panduan jelas,” kata KH Cholil.
  
Peneliti Ekonomi dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, perusahaan yang memiliki rantai pasok lokal tinggi justru berperan besar menjaga ketahanan ekonomi nasional. 
  
“Jika perusahaan besar dengan rantai pasok lokal kehilangan dukungan pasar domestik, risiko efek domino sangat besar, kontrak dengan pemasok terputus, UKM (pemasok) kehilangan pendapatan, terjadi PHK, dan ekonomi lokal ikut melemah,” kata Yusuf. 
  
Yusuf menambahkan, banyak perusahaan besar di Indonesia yang justru menyerap hasil pertanian dan peternakan dalam negeri, memberdayakan UMKM, serta membuka lapangan kerja. 
  
Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (Aspirasi) Mirah Sumirat mengatakan,aksi boikot tanpa dasar kuat, berpotensi merugikan perekonomian nasional, terutama berdampak langsung terhadap pekerja dan buruh. 



Editor : Agus Warsudi

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network