“Nah, setiap pemukiman yang biasanya diwakili oleh Dasa Wisma atau RW itu memiliki kekhasan permasalahan yang unik,” lanjutnya.
Farhan juga menyoroti kompleksitas Kota Bandung, termasuk perbedaan elevasi yang signifikan—dari 1.100 meter di Punclut hingga 680 meter di Cimencrang, yang menyebabkan perbedaan karakter hidrometeorologi. Hal ini membutuhkan penyelesaian yang khas di setiap wilayah namun tetap sustain di seluruh kota.
Isu penanganan sampah juga menjadi perhatian. Farhan memberi contoh perbedaan karakter sampah.
“Kalau kita bicara Ciwastra itu mungkin hampir sama dengan Gedebage, banyak sekali sampah-sampah organiknya. Tetapi kalau kita bicara Cigondewah misalnya, maka sampahnya adalah sisa-sisa tekstil dan plastik,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa sistem keberlanjutan adalah kunci untuk menghindari penyelesaian jangka pendek.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait
