BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Bak penampungan air bersih yang dibangun AQUA bersama Yayasan Pesat di Kampung Cikaret, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang, telah menjadi sumber air utama bagi warga selama lebih dari 15 tahun. Program tanggung jawab sosial (CSR) ini membuat masyarakat kini tak lagi kesulitan mendapatkan air bersih.
Sebelum adanya fasilitas tersebut, warga harus menempuh perjalanan jauh ke lembah untuk mengambil air dari mata air alami.
“Sumber mata airnya ada, tapi posisinya di bawah. Jadi, harus pakai jerigen ngambilnya dari bawah,” ujar Sholeh, Ketua Karang Taruna Kampung Cikaret.
Menurut Sholeh, ide pembangunan bak penampungan itu muncul setelah AQUA melihat kesulitan warga dalam memperoleh air bersih. Program tersebut kemudian didanai penuh oleh AQUA dengan nilai sekitar Rp750 juta, dan dibangun di atas tanah milik kakeknya yang diwakafkan untuk kepentingan warga.
“Bak ini sudah 15 tahun beroperasi dan pengelolaannya diserahkan AQUA kepada warga Cikaret,” tuturnya.
Awalnya, pengelolaan bak penampungan sempat berjalan tidak maksimal. Namun setelah dibahas bersama warga, akhirnya disepakati bahwa pengelolaan diserahkan kepada Karang Taruna, dengan pendampingan dari Yayasan Senyum untuk Negeri.
“Sekarang pengelolaannya jauh lebih baik, semua warga ikut terlibat. Kalau ada kerusakan, langsung dilaporkan ke saya, jadi nggak sempat parah,” jelasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan sekitar 120 warga, Karang Taruna kemudian menambah satu toren besar hasil bantuan CSR Abah Oleh, melengkapi bak berkapasitas 4.000 liter yang sudah dibangun AQUA.
“Toren ini biar semua warga kebagian air. Kalau nggak ada toren, air dari bak kesedot ke bawah dan rumah di atas nggak kebagian,” ujarnya.
Air dari sumber mata air dialirkan ke toren menggunakan pompa listrik daya 6.000 VA. Biaya listrik sekitar Rp600 ribu per bulan ditanggung bersama melalui iuran warga sebesar Rp2.000 per kubik air, dengan rata-rata pembayaran maksimal Rp15 ribu per bulan.
“Airnya jernih banget, bisa langsung diminum. Sebagian juga dipakai untuk mengairi sawah warga. Sumbernya aman, terlindungi, dan letaknya dekat sumber air baku AQUA,” tutur Sholeh.
Ketua RW Kampung Cikaret, Ade Majid, menambahkan bahwa sejak pengelolaan dilakukan oleh Karang Taruna, keuangan warga semakin sehat.
“Sekarang alhamdulillah kas air bersih sudah nyampe Rp24 juta,” ungkapnya.
Menurut Ade, AQUA masih turut membantu jika terjadi kerusakan besar. “CSR AQUA tetap turun tangan kalau ada perbaikan besar. Mereka langsung bareng warga turun ke lapangan,” katanya.
Ade juga menyebutkan bahwa kawasan Cikaret memiliki sumber air yang melimpah, sehingga warga tak pernah kekurangan pasokan. “Di sini sumber air banyak, sekeliling kampung ada semua. Jadi, airnya nggak mungkin habis,” tambahnya.
Selain menyediakan fasilitas air bersih, AQUA juga rutin memberikan kontribusi sosial lainnya. “Setiap Idul Adha ada kurban, waktu Lebaran juga bagi parcel ke setiap rumah, dan mereka dampingi kelompok tani. AQUA itu nggak ngerusak, malah bantu masyarakat,” jelas Ade.
Hingga kini, AQUA Subang telah menjalankan 18 titik program WASH (Water, Sanitation, and Hygiene) sejak 2011, menjangkau 2.140 kepala keluarga atau 11.131 jiwa. Seluruh program dirancang dengan melibatkan masyarakat, mulai dari tahap perencanaan hingga pengelolaan.
Kini, pengelolaan seluruh fasilitas air bersih itu telah 100% diserahkan kepada warga melalui Kelompok Pengelola Sarana Air Bersih (KPSAB). Dari total 18 titik, terdapat tiga lokasi yang tengah menghadapi kendala akibat longsor dan faktor pengelolaan, salah satunya di Kampung Cipondok.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Artikel Terkait
