Pendampingan Dini Hamil Jadi Gerbang Ideal Putus Mata Rantai Stunting

Rizal Fadillah
(ki-ka) Sekretaris Perwakilan BKKBN Jabar, Kukuh dan Promotion Manager Kalbe Blackmores Nutrition, Priyo Setyanto. (Foto: Rizal Fadillah/iNewsBandungRaya.id)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Program pendampingan ibu hamil (bumil) sejak dini menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan stunting dan menekan angka kematian ibu serta anak.

Hal ini menjadi sorotan utama dalam acara "Kawal Bumil Fest" yang diselenggarakan di Kiara Artha Park, Kota Bandung, pada Sabtu (15/11/2025).

Acara yang melibatkan berbagai pihak, termasuk BKKBN Jabar, DPPKB Kota Bandung, dan Kalbe Blackmores Nutrition, ini bertujuan meningkatkan kesadaran publik mengenai pentingnya kesehatan reproduksi dan gizi, bahkan sebelum kehamilan terjadi.

Sekretaris Perwakilan BKKBN Jabar, Kukuh menekankan bahwa permasalahan tumbuh kembang anak, termasuk stunting, berakar dari kurangnya kesadaran sejak awal kehamilan.

"Ketika hamil, sering kali perempuan tidak sadar bahwa mereka hamil. Prosesnya itu dimulai sejak sel sperma bertemu sel telur. Dalam dua bulan pertama saja, seluruh susunan saraf sudah terbentuk," ucap Kukuh ditemui disela-sela acara.

Menurutnya, ketiadaan kesadaran atau pendampingan yang memadai pada masa kritis ini akan sangat berpengaruh pada perkembangan janin dan kualitas bangsa di masa depan.

“Kesehatan ibu menjadi sangat penting. Biasanya, ketika ada masalah di awal, kalaupun proses persalinannya berhasil, ujungnya bisa menjadi persoalan ketika bicara tumbuh kembang anak,” ungkapnya.

Kukuh menilai, program seperti "Kawal Bumil" sangat penting untuk mendeteksi dini semua kemungkinan risiko, baik risiko keguguran maupun risiko stunting.

“Program Kawal Bumil akan lebih baik untuk mendeteksi dini semua kemungkinan risiko, baik risiko keguguran maupun risiko stunting,” ujarnya.

Pendampingan sejak awal kehamilan, kata Kukuh, adalah gerbang ideal untuk memastikan tumbuh kembang manusia yang baik. Stunting dapat direduksi ketika ibu hamil tercatat, terdampingi, terpenuhi nutrisinya.

“Program Kawal Bumil menjadi inisiasi yang bagus untuk memberikan pendampingan kepada ibu hamil agar mereka sadar akan kondisinya, mampu melakukan pemulihan diri, dan lebih siap menghadapi masalah kesehatan sehingga bisa hamil sehat, melahirkan sehat, dan anaknya tumbuh kembang dengan sehat,” terangnya.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Kesejahteraan dan Kesejahteraan DPPKB Kota Bandung, Endah Komalasari, menyoroti bahwa pencegahan stunting sebelum anak lahir harus dimulai dari fase remaja.

“Jika bicara stunting, kita mulai dari remaja perempuan yang mengalami anemia. Banyak ibu rumah tangga juga mengalami anemia. Ini berkaitan dengan kondisi perempuan di kita yang memang memiliki ancaman anemia,” ucap Endah.

Ia menyebut, tingginya angka anemia pada remaja perempuan dan ibu rumah tangga menjadi pintu masuk masalah tumbuh kembang janin.

"Remaja harus minum tablet tambah darah, memperhatikan asupan nutrisi, dan minimal melakukan skrining seperti pemeriksaan lingkar lengan," sebutnya.

Menurutnya, kesehatan reproduksi yang optimal pada remaja yaitu remaja yang sehat, tidak anemia, dan kecukupan kalsium tercapai adalah modal utama untuk kehamilan yang sehat. Ia juga merekomendasikan usia ideal menikah bagi perempuan adalah 20–21 tahun.

“Kuncinya adalah remaja perempuan yang sehat, nutrisinya terpenuhi, tidak anemia, dan kecukupan kalsium tercapai. Itu modal bagus untuk kehamilan yang sehat. Selain itu, kalau bisa, jangan terlalu dini menikah. Undang-undang menetapkan 19 tahun, tapi idealnya 20–21 tahun untuk perempuan,” tuturnya.

Sementara itu, Promotion Manager Kalbe Blackmores Nutrition, Priyo Setyanto menambahkan bahwa Provinsi Jabar menghadapi tantangan besar.

Berdasarkan data, sekitar 70 persen dari total kasus anemia perempuan Indonesia berada di Jabar, yang dipengaruhi oleh pola hidup modern, istirahat kurang, konsumsi makanan cepat saji yang tidak jelas nutrisinya.

“Anemia itu dipengaruhi pola hidup. Masa kini, istirahat kurang, makan makanan cepat saji yang tidak jelas nutrisinya. Masyarakat mulai kehilangan pengetahuan tentang makanan bergizi. Modernisasi berpengaruh besar. Pesan makanan serba cepat, aktivitas tinggi, tidur kurang, olahraga kurang, semua berpengaruh pada risiko anemia,” bebernya.

Tingginya angka ini disebabkan oleh populasi yang padat, termasuk banyak wilayah industri dan pendatang, membuat intervensi kesehatan di Jabar menjadi sangat mendesak.

Program Kawal Bumil Fest ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi masyarakat, khususnya keluarga, untuk lebih sadar dan aktif dalam memastikan kesehatan ibu hamil, sebagai investasi paling mendasar dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, dan bebas dari stunting.

"Stunting adalah dampak jangka panjang. Jika satu generasi mengalami stunting, risiko generasi selanjutnya terkena stunting juga tinggi. Mata rantainya terus berlanjut kalau tidak diputus," tandasnya.

Editor : Rizal Fadillah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network