Love Letter from Bali Meriahkan Perayaan 50 Tahun Maestro Nyoman Nuarta Berkarya

Agus Warsudi
Sendratari yang dibawakan seniman dari sanggar seni Pemkab Tabanan memukau pengunjung acara Love Letter from Bali di NuArt Sculpture Park. (FOTO: AGUS WARSUDI)

Dengan tiket seharga Rp10.000, kata Anya, pengunjung dapat menikmati seni patung karya sang maestro Nyoman Nuarta yang terdapat di NuArt Sculpture Parta. Selain itu, panitia menyediakan banyak performance seni dan workshop. 

"Selain workshop, kami bekerja sama dengan beberapa komunitas. Salah satunya ada saling silang, mereka bertukar baju. Lalu, komunitas yang mengelola minyak jelantah untuk ditukarkan menjadi uang," ucap Anya.

Jadi, dengan tiket Rp10.000, ujar dia, pengunjung mendapatkan pengalaman luar biasa. Yaitu, bisa merasakan budaya, yang untuk hari ini dari Bali.

Ditanya tentang peringatan 50 tahun maestro Nyoman Nuarta berkarya, Anya menjelaskan, Love Letter from Bali merupakan sebuah rangkaian. Dimulai dengan cerita masa kecil Nyoman Nuarta di Tabanan, Bali.

Kemudian berkembang terus sampai dewasa dan menjadi seperti sekarang sebagai mastro seni patung. Jadi ini adalah sebuah program kecil, yang akan berlangsung sampai tahun depan. 

"Mudah-mudahan. Saya masih belum bisa mengatakan kapan gongnya, tepatnya di mana perayaan 50 tahun itu akan dilaksanakan. Tapi intinya, sedikit-sedikit akan terkuak nanti program utamanya seperti apa," ujar Anya. 

Saat ini, NuArt tengah membangun gedung baru yang diperkirakan selesai tahun depan. Puncak perayaan 50 tahun Nyoman Nuarta berkarya akan digelar di gedung baru yang lebih spektakuler. 

Disinggung tentang program NuArt dalam memberikan edukasi tentang seni rupa kepada masyarakat, Anya mengatakan, edukasi yang diberikan tetap sama, hanya pengemasan berbeda.

"Yang sedang kami coba olah sekarang adalah lebih kontemporer. Supaya lebih mudah diterima oleh anak-anak generasi sekarang. Karena kadang kalau terlalu tradisi, anak-anak muda zaman sekarang itu rasanya terlalu jauh gapnya," ujarnya.

"Jadi salah satu alasan mengapa saya memilih Jenana Kolektif dari Bali, karena anak-anak ini bisa membungkus sebuah budaya tradisi menjadi kontemporer. Jadi lebih nyaman untuk anak-anak generasi sekarang," tandas Anya.

Editor : Agus Warsudi

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network